29 December 2008

PIRING BLEK #1

Ini barang hasil ngadoek-adoek kawasan Pasar Legi. Sebetoelnja niat saja adalah berboeroe beri alias nampan blek motif boeroeng hong (phoenix) dan liong. Sajangnja, pemilik toko tidak maoe melepas barang jang tinggal satoe-satoenja itoe.

Namoen, keketjewaan sedikit terobati manakala saja menemoekan piring blek londjong (oval), jang djaman doeloe para orang toea sering pakai oentoek tempat sajoer. Sekarang foengsi piring model ini soedah tergantikan oleh piring katja serta piring melamin, dengan bentoek jang sama, londjong. Pemilik toko itoe bilang, terakhir kali dia impor piring blek model ini (dari RRT) sekitar tahoen 1972-an. "Setelah itoe saja tjari lagi soedah soesah," toetoernja.

Pada bagian belakang piring itoe memang tertera tjap bertoeliskan PUMPER HARVEST, MADE IN CHINA, 305P (14) 30CM. Piring ini memiliki oekoeran; pandjang 30 tjm, serta lebar pada bagian tengahnja 21,5 tjm. Doeloe, selain piring djenis ini, saja djoega mengenal beberapa djenis lain jang bahannja sama, jakni piring boendar jang biasa oentoek makan (adjang), kemoedian jang ketjil-ketjil oentoek alas gelas, ataoe tempat makanan ketjil, jang biasa kami seboet tjawan.

Namoen, oentoek kedoea djenis piring itoe, masih relatif moedah didapat, baik jang polos maoepoen jang motif boenga. Jang model polos biasanja prodoesen bermain dengan warna tjerah matjam krem kekoeningan ataoe hijaoe moeda, sementara jang motif boenga kebanjakan berwarna dasar poetih.

PLINTHENG

Ini djenis mainan lain selain neker/kelereng serta gambar oemboel jang soedah lebih doeloe terbahas. Saja dan kawan sebaja waktoe ketjil doeloe menjeboet benda ini plintheng. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia istilahnja katapel; mainan anak-anak, gagangnja diboeat dari dahan bertjabang doea jang pada kedoea oedjoengnja diikatkan tali karet, dan kedoea oedjoeng karet lainnja diikatkan pada koelit selebar 3-4 tjm, goenanja oentoek melontar batoe ketjil.

Namoen, kebanjakan orang jang saja tanja, mereka lebih familier menjeboet benda ini; ketapel. Kawan saja jang asal Malang menjeboetnja tepil, sedang satoe lagi kawan asal Pemalang menjeboetnja plinthengan. Pada waktoe ketjil doeloe, saja, bersama kawan-kawan sebaja, menggoenakan benda ini oentoek berboeroe boeroeng.

Tetapi, sesekali kami mengganti sasaran itoe dengan; mangga ataoe ramboetan, djika sedang moesimnja. Peloereonja seperti jang diseboet di kamoes tadi, batoe ketjil, ataoe kami biasa seboet kerikil. Paling sering, saja, djoega kawan-kawan saja di kampoeng doeloe, membawa perlengkapan ini saat hendak mentjari roempoet alias ngarit.

Maka, selain menenteng sabit dan kerandjang, di leher kami biasanja melingkar djoega plintheng, sementara peloeroe ada di kantong tjelana. Kadang, kami djoega membawa serta lajangan jang anak-anak masa kini menjeboetnja dengan nama lajang-lajang.

23 December 2008

BEDAK BAJI #2

Ini bedak jang saja peroleh bersamaan dengan bedak baji merk MARCIA jang soedah terbahas pada “BEDAK BAJI #1” sebetoelnja. Hanja, karena baroe sekarang saja menemoekan sedikit referensinja, maka baroe sekarang poela bedak merk FORA ini terbahas.

Bedak ini diprodoeksi oleh CV Kondang Harum, peroesahaan jang (menurut http://cyberjob.cbn.net.id/cbprtl/Cyberjob/pda/detail.aspx?x=Entrepreneurs&y=Cyberjob%7C0%7C0%7C6%7C30) dipelopori oleh Hadikoesoemo, seorang tabib jang ahli meratjik obat-obatan, termasoek kosmetik. Pada tahoen 1949, oentoek mendapatkan alat kebersihan toeboeh, seperti saboen dan sampo sangat sulit. Karena itoelah Hadikoesoemo memboeat alat kosmetik itoe dengan merk Flora.

Namoen, karena pada waktoe itoe Flora dianggap soelit dilafalkan, maka pada 1952 merk itu dioebah menjadi Fora yang kemudian berkembang pesat, terutama untuk produk minyak ramboet orang-aringnja.

Tahoen 1962, merk Fora didaftarkan di pemerintah dan pada 1970 peroesahaan itu berganti nama menjadi PT Hadikusumo Bros Coy, yang meroepakan gaboengan empat bersaoedara.
Dan, pada tahoen 1972, peroesahaan terseboet meresmikan pabrik kosmetik PMDN terbesar di Indonesia saat itoe dan menempati oeroetan kedoea setelah Unilever dalam daftar perusahaan kosmetik di Indonesia.

21 December 2008

TAMAN SRIWEDARI

Sigaret kretek ini saja beli dari toko jang sama saja membeli sigaret kretek tjap Beras Tuton. Ada doea hal jang memboeat saja kepintjoet (tertarik) membeli sigaret kretek ini. Pertama, karena perwadjahan dari boengkoes sigaret kretek hasil prodoeksi PT Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam Tbk Kediri ini. Kedoea, karena kini saja bekerdja di kota di mana Taman Sriwedari itoe terletak.

Taman jang kini mendjadi sengketa antara Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dan alhi waris keloearga KRMH Wirjodiningrat itoe terletak di Ketjamatan Lawejan, Kota Solo. Di Sriwedari poela, pada tahoen 1948, oentoek kali pertama digelar Pekan Olahraga Nasional (PON), dengan kata lain di kompleks itoelah PON I diselenggarakan.

Selain itoe, era kekoeasaan Pakoeboewana X, Radja Keraton Kasoenanan Soerakarta Hadiningrat, Taman Sriwedari djoega didjadikan sebagai tempat diselenggarakannja Malam Selikoeran. Di kompleks itoe djoega terdapat gedoeng wajang orang jang setjara roetin dipakai oentoek menggelar pertoendjoekan wajang orang. Bahkan, setiap malam Minggoe, Sriwedari menjoegoehkan moesik dangdoet, jang kata sebagian kawan saja jang penikmat dangdoet bisa bikin keser-keser.... miriing sriiiiii...... he he he he...

BERAS TUTON

Selain soedah barang tentoe barang-barang djadoel, dalam proses perboeroean, tak djarang saja djoega menemoekan barang/prodoek jang dari segi bentoek, desain, maoepoen penampilan dan perwadjahannja terkesan djadoel jang memboeat saja djoega kepintjoet. Sigaret kretek tjap Beras Tuton inilah salah satoenja.

Rokok produksi Pusaka Hidup-Semarang ini saja dapatkan dari seboeah toko di Salatiga, tempat saja mendapatkan sedjoemlah lodong katja dan satoe tjermin doedoek-barang jang kata pemilik toko itoe soedah beroemoer sekitar enampoeloeh tahoen.

Selain kemasan isi 12 batang jang gambarnja saja tampilkan di blog ini, saja djoega membeli sigaret kretek Beras Tuton jang isi 10 batang. Desain boengkoes kedoeanja sama, ketjoeali oekoeran dan keterangan perihal isinja jang membedakan.

Beras Tuton artinja beras jang dihasilkan dari gabah jang ditutu (ditumbuk), biasanja di lesung batoe-seperti tergambar di boengkoes rokok itoe-ataoe djoega di lesoeng kajoe. Saat saja masih ketjil doeloe, nutu (menumbuk gabah) meroepakan aktivitas jang selaloe melengkapi masa panen panen padi di kampoeng saja. Kini, peran aktivitas itoe tergantikan oleh selepan alias penggilingan padi ataoe bahasa kerennja rice mills.

NEKER

Neker. Begitoe saja dan kawan-kawan sebaja waktoe ketjil doeloe menjeboet benda ini. Neker adalah bahasa Djawa oentoek kelereng, sama ketika orang Betawi menjeboetnja goendoe, orang Palembang bilang ekar, orang Bandjar katakan kleker, ataoe kata orang Soenda; eta mah kaletji.

Pada masa ketjil doeloe, neker adalah bagian jang tidak terpisahkan dari kamoes "bermain" saja, di samping oemboel, perang-perangan, benthik, gamparan, soendha mandha, betengan, dham-dhaman, dhelikan, banjak lagi djenis permainan jang saja bersama kawan-kawan sebaja mainkan sepoelang sekolah. Tak djarang, kami sampai loepa waktoe, jang beroedjoeng pada kemarahan para orangtoea kami.

Pada saat itoe, kami mengenal banjak djenis neker. Dari segi djenis bahan, ada jang mirip keramik seperti tampak pada gambar, ada jang bening, ada djoega jang motifnja seperti marmer. Sedang dari segi oekoeran, selain jang standar dan biasa kami seboet neker itoe, ada djoega jang oekoeran besar jang kami seboet slonong.

Tjoema, oentoek djenis permainan jang satoe ini, saja termasoek golongan jang tidak begitoe mahir. Oleh karena itoe, oentoek oeroesan neker, saja lebih memilih berkolaborasi dengan ahlinja. Kolaborasi antara; saja jang mampoe beli nekernja tetapi tidak mahir memainkannja, dan kawan jang sebetoelnja mahir tetapi tidak mampoe membelinja. Kami sepakat bagi hasil dari kemenangan pada setiap permainan.

17 December 2008

PIGOERA

Saja beroentoeng menemukan stoedio foto toea, jang kata pemiliknja, moelai boeka tahun 70-an dan tidak beroperasi lagi sedjak pertengahan dekade 90-an, namoen barang-barang pada masa itoe, pigoera salah satoenja, masih tersimpan rapi di elatase stoedio terseboet.
"Tahoen '95 misoea (soeami) saja jang sedjak tahoen 70-an mendjalankan stoedio ini seda (meninggal). Saja sempat meneroeskan, namoen tak lama, sebab haroes nggendong tiga anak djoega," toetoer iboe pemilik stoedio, ataoe moengkin lebih tepat bekas stoedio, itoe.

Pandangan saja laloe tertoedjoe pada toempoekan pigoera jang soedah njaris tidak terlihat warna aslinya, karena tertoetoep deboe, menoempoek di etalase jang soedah berdeboe-deboe poela. Beberapa saja ambil, tioep-tioep dikit, tampaklah roepa pigoera itoe. Ada beberapa djenis jang kemoedian beroedjoeng pada transaksi, alias saja beli.

Semoeanja berbahan seng, jang dilapis tjat dengan warna-warna jang sederhana. Desainnja poen tidak neka-neka. Tidak seperti kebanjakan pigoera sekarang jang moelai dari bahan, pewarnaan hingga desain soedah disesoeaikan dengan djamannja.

GAMBAR OEMBOEL #4


16 December 2008

PIPISAN DJAMOE#1

Waktoe saja masih ketjil doeloe, saja ingat betoel, sehabis melahirkan adik-adik saja, iboe poenja kebiasaan memboeat sendiri djamoe, baik jang oentoek diminoem maoepoen jang biasa ditempel di dahi. Dan, sebagian proses pemboeatan djamoe itoe melibatkan perlengkapan jang oleh masjarakat di kampoeng saja diseboet sebagai; pipisan djamoe.

Perlengkapan ini terdiri atas doea bagian, jakni alas tempat menoemboek ataoe menggilas bahan djamoe serta alat toemboek/penggilas djamoe itoe sendiri. Alas biasanja berbentoek kotak dengan bagian atas lebih lebar ketimbang bagian bawahnja, sedang alat toemboek ataoe penggilasnja berbentoek silinder.

Namoen, pipisan djamoe jang saja poenja ini boekan pipisan djamoe jang doeloe iboe pakai itoe, melainkan pemberian dari kawan sekerdja bernama Indy, bersamaan dengan dia memberikan kotak sirih jang soedah lebih doeloe saja bahas. Indy bilang, pipisan djamoe ini peninggalan neneknja, jang selama ini, selama bertahoen-tahoen dibiarkan teronggok di tepi soemoer, mendjadi sarang oelar. Wadoeh, ngeri djoega...

14 December 2008

BADJOE KORPRI

Bagi saja badjoe Korpri ini mendjadi penting, karena dengan profesi di balik badjoe inilah Bapak saja menafkahi kami sekeloearga. Beliaoe jang goeroe soedah pensioen sedjak akhir 2007 silam. Dan, sedjak beberapa tahoen terakhir sebeloem beliaoe pensioen, badjoe model ini soedah digantikan oleh badjoe Korpri model jang lebih baroe lagi. Dengan kata lain, badjoe model ini soedah tidak digoenakan lagi.

Beroentoeng, ketika saja tanjakan, masih ada satoe jang tersisa. Beberapa lembar lainnja soedah diberikan ke tetangga, jang kebanjakan petani. Makanja, heran djoega saja waktoe poelang kampoeng menemoekan sedjoemlah tetangga jang petani mengenakan badjoe matjam itoe di sawah mereka. Moengkin, selain Bapak saja, beberapa tetangga jang goeroe djoega melakoekan hal jang sama.

Selain dari bapak, saja djoega mendapat satoe badjoe Korpri lagi dari paman saja, PNS Polri jang djoega soedah pensioen. Belakangan, kawan sekerdja jang tahoe saja menghimpoen badjoe matjam ini berbaik hati menghibahkan harta karoen mereka, satoe dari Moefid, satoe lagi dari Joesmei. Doeloe, selain badjoe Korpri, atriboet jang djoega selaloe melekat di toeboeh Bapak bila mengadjar adalah, pin Korpri, emblem nama, serta poeplen jang menggoenakan tinta tjair itoe.

11 December 2008

KOTAK SIRIH

Bingoeng djoega maoe tjerita apa soal barang pemberian Indy (kawan sekerdja) ini. Nasibnja sama seperti tjap batik berbahan kajoe dari Faoel. Doea kawan ini sama-sama tidak poenja banjak tjerita soal barang masing-masing jang akhirnja dihibahkan ontoek blog ini.
Indy hanja bilang kalaoe kotak sirih ini doeloe poenja simbahnja, jang tidak soeka njirih. Makanja dia djoega heran kenapa ada itoe barang. Tjeroek-tjeroek di kotak sirih itoe, masing-masing berfoengsi oentoek menaroeh sirih, tembakaoe, gambir, maoepoen indjet (sematjam kapoer gitoe).

Selama bertahoen-tahoen, itoe barang tjoema djadi gandjal pintoe roemah. Giliran saja jang heran sekarang. Kok tega-teganja mendjadikan barang sebagoes itoe sebagai gandjal pintoe. Makanja, begitoe ditawari, dengan senang hati langsoeng sadja saja ijakan sadja.

09 December 2008

PERMEN TJETJAK

Orang kota menjeboet permen ini permen tjitjak. Tetapi, saja dan kawan sebaja waktoe ketjil di kampoeng doeloe menjeboetnja dengan bahasa Djawa; permen tjetjak. Tjetjak adalah bahasa Djawa dari tjitjak. Djadi, tak djaoeh beda sebetoelnja, ketjoeali jang satoe pakai hoeroef “i”, jang satoe lagi pakai “e”.

Selain karena memang soeka perman tjetjak, doeloe, kami membeli permen djenis ini biasanja djoega karena tertarik dengan hadiah jang ditawarkan. Memang, pada saat itoe, permen ini djoega didjoeal dalam kemasan jang didalamnja ada lotere, beroepa goeloengan kertas jang memoeat angka-angka, jang kemoedian ditjotjokkan dengan angka jang tertera pada hadiah jang djoega ditempel di rentengan permen tjetjak itoe.

Liboer Idoel Adha tempo hari kebetoelan saja poenja kesempatan poelang kampoeng. Pagi-pagi, iboe saja soedah bersiap hendak koelakan ke Pasar Klewer, satoe-satoenja pasar tradisional di kampoeng kami. Dari pasar itoelah saja medapatkan permen tjetak jang di kemasannja bergambar Bobo, tokoh jang sekaligoes djoega mengingatkan saja akan batjaan di waktoe ketjil doeloe, jakni Madjalah Bobo.

08 December 2008

GENDOEL LIMOEN

Akhirnja, setelah ngoeplek Solo hanja menemoekan bekas pabriknja, dan gagal memboedjoek pemilik waroeng toea di Klaten oentoek melepas satoe saja (dari sekitar sepoeloeh) gendoel limoennja, dapat djoega barang jang saja tjari-tjari.

Tak tanggoeng-tanggoeng, berkat kebaikan Adit, kawan saja di Harjo, enam gendoel limoen langsoeng di tangan. Adit bilang, di Djogdja memang masih loemajan banjak waroeng jang menjediakan minoeman djenis ini. Tjoema, di antara sekian banjak pendjoeal itoe, soesah djoega mentjari pedagang jang maoe merelakan barang satoe ataoe doea gendoelnja oentoek dibeli. Rata-rata mereka hanja bersedia mendjoel isinja. Salah satu alasan mereka adalah; toetoepnja soedah tidak ada jang memprodoeksi.

Kekhasan gendoel limoen ini memang terletak pada toetoepnja. Dari sedjoemlah gendoel jang didapat itoe poen, hanja doea jang menjisakan petoendjoek. Satoe bertoeliskan: J. VAN GORKOM & Co. DJOKJAKARTA, satoe lagi bertoeliskan MINERAAL WATER FABRIEK WELTEVREDEN JOUW BOEN SENG.
Waktoe ketjil doeloe, saja ingat betoel, iboe poenja satoe gendoel limoen matjam ini, jang waktoe itoe digoenakan oentoek wadah minjak goreng. Sebab, saja memang biasa disoeroeh membelikan iboe saja minjak goreng menggoenakan gendoel itoe.

WAJANG KARDOES

Waktoe ketjil doeloe, djika ada tetanggan nanggap wajang koelit, selain aneka makanan dan mainan tradisional, saja soeka minta dibelikan wajang kardoes. Bagi saja, jang oenik dari wajang djenis ini adalah, djoetsroe ketika pemboetanja mempertahankan keorisinalan sisi kardoes jang bergambar, sehingga kita bisa dengan gampang mengenali dari bekas kardoes apa wajang itoe diboeat. Kebanjakan, bekas kardoes rokoklah jang mereka pakai.
Setelah itoe, baroe pada sisi polos (dalam) kardoes itoe mereka memboeboehkan tjat sesoeai tokoh wajang jang mereka pahat. Gapit wajang djenis ini djoega oenik, bilah bamboe jang ditempel loeroes begitoe saja, tanpa kelok lajaknja gapit wajang jang terboeat dari tandoek itoe.

Nah, beberapa waktoe laloe, di kampoeng tetangga ada jang kebetoelan nanggap wajang. Meski djoelan jang dioesoeng pada pedagang sebagian berganti mainan djaman sekarang, roepanja wajang kardoes masih dipertahankan.

Hanja, kini kardoes jang digoenakan soedah bergeser poela ke prodoek lain, soesoe misalnja. Namoen hal lain, soal pewarnaan, gapit, model pahatan masih sama dengan wajang kardoes jang saja kenal di waktoe ketjil doeloe.

Selain djenis ini, doeloe, saja mengenal djoega wajang kardoes polosan. Biasannja menggoenakan bekas kardoes besar berwarna tjokelat, jang tjoema dipahat dan digapit, tanpa ada proses pewarnaan sama sekali. Belakangan, saja djoega mengenal wajang karton. Sesoeai namanja, wajang ini diboeat dari karton, dengan koealitas pewarnaan jang lebih baik, serta gapit jang meski berbahan bamboe poela namoen soedah dimodel lekoek, seperti gapit wajang beneran.

05 December 2008

PELPLES U.S. VOLLRATH 1945

Semoela saja abai terhadap barang ini. Sisa perlengkapan waktoe ikeot Mapala di kampoes OENS doeloe, jang semendjak saja tidak aktif lagi, laloe barang ini djadi onggokan di keboen belakang roemah, bersama "sampah" lainnja.

Namoen, setelah tertarik mengoempoelkan barang djadoel, toemboeh poela minat saja terhadap barang ini. Saja poengoet , laloe saja bersihkan. Ternjata, masih loemajan bagoes djoega kondisinja, ketjoeali rantai penghoeboeng antara taboeng dan toetoep jang soedah roesak dan tidak tertolong lagi.

Jang kemoedian memboeat saja senang adalah keterangan jang saja peroleh atas barang ini, bermodal tjap di bagian bawah pelples terseboet; jakni U.S. VOLLRATH 1945. Dari hasil berselantjar di Internet, saja djadi tahoe tjap itu menoendjoekkan bahwa pelpes terseboet diprodoeksi oleh peroesahaan VOLLRATH-peroesahaan jang menjediakan canteen set oentoek pasoekan AL AS pada Perang Doenia II-di Sheboygan, Wisconsin, pada tahoen 1945. di bagian dalam toetoep pelples itoe djoega terdapat toelisan; US 1945 AJ serta hoeroef G dalam lingkaran.

04 December 2008

DE HOOP

Sebeloemnja, agar tidak terdjadi salah paham di antara kita, saja maoe djelaskan doeloe bahwa gedoeng jang ada di foto di atas adalah boekan salah satoe koleksi barang djadoel saja. Gara-gara gentjar berboeroe gendoel limoenlah saja djadi tahoe di Solo, doeloe, terdapat satoe pabrik limoen, ja De Hoop itoe, jang kini tinggal gedoengnja sadja, alias soedah tidak prodoeksi limoen. Kini, gedoeng itoe mendjadi goedang.

Dari Hadi, 64, dan Soewono, 61, toekang betjak dan toekang bikin betoel dandang jang mangkal di depan gedoeng itoe saja memperoleh informasi bahwa De Hoop didirikan pada tahoen 1920-an. Selain limoen, waktoe itoe, De Hoop djoega memprodoeksi saboen jang di permukaannja ada gambar salaman (djabat tangan).

"Itoe djoega kata para orang toea doeloe," tutur Soewono soal tahoen berdiri De Hoop jang diseboetnja.

"Jang saja ingat betoel, pas banjir besar tahoen '66, pintoe depan pabrik itu ambrol. Kemoedian orang-orang menjelematkan diri dengan memandjat tembok gedoeng itoe. Kalaoe tidak salah djoega, pabrik itoe tutup habis bakar-bakaran kingkong sekitar tahoen 1978," imboeh Hadi.

Saja sendiri tidak menemoekan informasi maoepoen data apa poen ketika mentjoba mentjarinja di Internet, baik itoe dengan kata koentji De Hoop maoepoen limoen, dan sebagainja. Barangkali ada jang lebih tahoe?

27 November 2008

TJAP BATIK DARI KAJOE

Djoedjoer sadja, saja tidak banjak tahoe soal benda ini. Maka, saja hanja mengoetip sadja penoetoeran Faoel, kawan sekerdja saja asal Pekalongan, jang menghibahkan benda ini. Kata Faoel, tjap batik jang terboeat dari kajoe ini didapatnja dari tempat oesaha boelik dia jang soedah lama meninggalkan alat itoe, jakni sedjak moelai berganti menggoenakan tjap batik jang terboeat dari tembaga.

Benar-benar hanja itoe informasinja. Sebab saat saja tanja itoe djenis motif apa poen, Faoel hanja menggeleng, gelengan jang tjoekoep bagi saja oentoek memahami bahwa dia djoega tidak tahoe banjak. Ketjoeali dia hanja bilang bahwa jang djelas itoe benda soedah ada sedjak oesaha itoe dirintis.

Akhirnja saja hanja mendoega-doega, moengkin tjap batik jang terboeat dari kajoe ini adalah generasi tjap batik sebeloem tembaga. Sekali lagi pakai kata "moengkin" lho, ketjoeali ada jang berbaik hati membagi pengetahoean tentang benda ini, saja pasti akan mengoetjapkan terima kasih tak terhingga oentoek ilmoenja.

LODONG KATJA

Barang ini mengingatkan saja saat embah saja masih boeka waroeng di koplak (seboetan oentoek terminal kereta koeda) Prambanan doeloe. Di atas medja djati di waroeng itoe, berderet lodong katja seperti ini.
Hanja, oekoerannja jang beda. Djika jang saja dapat ini oekoeran sedang dan ketjil, lodong di waroeng embah doeloe hampir semoeanja beroekoeran besar, di antaranja oentoek menampoeng emping melindjo dan rempejek katjang jang diameternja hampir sama dengan piring makan.

Sajangnja, tidak ada satoe poen jang tersisa. Soedah petjah semoan, kata paklik, anak embah saja. Beroentoeng saat djalan ke Delanggoe oentoek memenoehi oendangan kawan saja jang menggelar atjara dongeng bahasa Djawa oentoek anak-anak di kampoengnja, saja menemoekan doea lodong katja ini di seboeah waroeng rokok. Doeloe, lodong ketjil itoe oentoek djoealan kapoer baroes, kata pemilik waroeng itoe. Sedangkan jang oekoeran sedang dia tidak ingat persis.

21 November 2008

BEDAK BAJI #1

Sebeloem moentjoel begitoe banjak merk bedak baji sebagaimana jang beredar sekarang, doeloe, saja hanya mengenal satoe merk bedak baji, jakni Rita. Roepanja, saat itoe poen sebetoelnja soedah banjak pilihan poela bagi iboe-iboe jang memerloekan bedak baji.
Marcia salah satoeanja. Bedak ini saja temoekan di seboeah toko kelontong toea di Solo. Label harga jang masih menempel pada kemasan bedak itoelah jang memboeat saja tertarik membelinja. Rp 32.50 alias tiga poeloeh doea roepiah limapoeloeh sen.
Tidak ada petoendjoek ataoe djedjak waktoe jang bisa dibatja dari kemasan bedak itoe. Pendjoealnja poen soedah tidak ingat lagi tahoen berapa dia koelak bedak itoe. Tetapi, melihat harga jang tertera pada label jang masih oetoeh itoe, rasanja tidak moengkin djoega kalaoe itoe produk bedak 10 ataoe bahkan 20 tahoen jang laloe, sepertinja lebih dari itoe.

20 November 2008

KASET DJADOEL #4

Karena tertjantoemnja nama Evy Soenarko-lah saja berminat membeli kaset-kaset ini. Sebab, belakangan kemoedian saja tahoe, Solo--selain Sang Maestro keroncong Gesang dan Si Walang Kekek Waldjinah jang soedah sangat kita kenal--di era 70-an ternjata djoega menjimpan artis ternama di doenia musik. Sebetoelnja, saja lebih doeloe mengetahoei sosok ini sebagai pedjabat Pemkot Solo jang soeka ngemsi (menjadi MC) pada atjara-atjara jang digelar Pemkot sendiri.
Kali pertama saja menemoekan salah satoe kaset (alboem Dara Jelita) terseboet, Evy Soenarko jang bernama asli Febria "Evy" Roekmi itoe masih mendjabat sebagai Kasoebdin Pemasaran Wisata Dinas Pariwisata, Kesenian dan Boedaja (Disparsenboed) Solo. Dari foto di sampoel kaset itoelah saja tahoe bahwa ternjata pedjabat Pemkot jang soeka ngemsi itu ternjata doeloenja artis, penjanji.
Di alboem itoe, Evy berkolaborasi dengan Mus Mulyadi dan Shunny. Ada satoe lagoe jang dinjanjikan sendiri oleh Evy, doea lagoe doeet dengan Mus Mulyadi, sisanja; enam lagoe dinjanjikan Mus Mulyadi dan tiga lagoe dibawakan oleh Shunny.
Kaset kedoea adalah alboem jang bertitel Sinar Disco. Pada alboem ini, porsi kontriboesi Evy bertambah. Dari 14 lagoe jang pada alboem terseboet, enam di antaranya dibawakan oleh Evy, kemoedian toejoeh lagi oleh Mus Mudjiono dan satoe lagoe dinjanjikan Ida Eliza bersama Antara Group.
Sementara pada kaset ketiga jang memoeat lagoe-lagoe pop Djawa, selain Mus Mulyadi, alboem ini djoega melibatkan Titiek Sandhora, Ervina dan Yuliatin. Lima lagoe dibawakan oleh Evy di alboem ini.
Menoeroet pengakoeannja, karir menjanji dirintis sedjak masih doedoek di kelas VI sekolah dasar (SD). Soal soedah terlibat di berapa alboem, Evy hanja mendjawab "banjak...", sedang perihal kapan oendoer diri dari doenia njanji hingga kini saja beloem mendapatkan djawabannja. Jang djelas, Evy djoega bilang," Saja malah tidak poenja kasetnja...."
Setelah beberapa lama menduduki posisi poentjak di Disparsendoed, jakni sebagai Kepala Dinas, kini djabatan Evy di Pemkot Solo adalah Kepala Dinas Koperasi & UKM.

KASET DJADOEL #3

Ma, ma, ma, ma, Rama, ana maling
Tulungana anakmu lagi kelangan
Ma, ma, ma, ma, Rama, ana maling
Rina wengi kelap kelip ra karuan
Ma, ma, ma, ma, Rama, ana maling
Yen aku edan apa Rama ra kelangan? Nyekel maling mestine yo digebuki
Tobat Rama luwih becik aku mati
E, e, e, e, thole, malinge apa nggegirisi?
Tobat Rama, malinge niku edi peni Sing digawa apa?
Niki sing ten njero niki
Ing njero ngendi?
Niki sing gemandhul niki..
Niki lo ten njero dhadha
Ati kula sing digawa lunga Ngono ya ngono
Ngona ngono ning aja ngono...
Ngono ya ngono
Ngona ngono ning aja ngono...


Di waktoe ketjil doeloe, saja akrab sekali dengan sjair lagoe berdjoedoel Romo Ono Maling (penoelisan jang betoel sesoenggoehnja Rama Ana Maling) itoe. Dan, saja kira, kawan-kawan sekerdja saja poen demikian. Sebab, ketika saja tanjakan ke mereka, hampir semoeanja mengakoe mengenal lirik terseboet. Bahkan sebagian di antara mereka langsoeng mendendangkannja.

Seperti lagoe Tjoebit Tjoebit-annja Si Ratoe Dandoet Elvy Sukaesih, lagoe Romo Ono Maling ini poen di masannja disoekai kalangan toea hingga anak-anak. Doeloe, saja tak menjangka djika lagoe berbahasa Djawa ini djoestroe dipopoelerkan oleh Eddy Silitonga jang penjanji Batak itoe.

Sebab saat menjanjikan lagoe-lagoe jang kesemoeanja berbahasa Djawa di alboem ini, tidak tampak adanja ketjanggoengan sama sekali. Termasoek kalaoe kita melihat penampilan Eddy Silitonga di sampoel kaset terseboet, jang dibaloet dengan pakaian Djawa. Istilah orang Djawa; blas ra ketok mBatake...

Di alboem jang bertitel sama dengan djoedoel lagoe di atas, jakni Romo Ono Maling ini Eddy Silitonga menjanjikan toejoeh lagoe, masing-masing; Romo Ono Maling, Ben Aku Sing Sengsoro, Klemben Klemben-Roti-Roti, Mbak Ayu Retno, Yen Dudu Kowe, Ojo Dumeh, Opo Karepe, jang kesemuanja berada di side A, dengan iringan De Meicy.

Sementara pada side B djoega terdapat toejoeh lagoe jang kesemoeanja dinjanjikan oleh Christine. Christine siapa saja tidak tahoe, sebab banjak sekali penjanji jangan namanja mengandoeng Christine. Jang djelas pasti boekan Maria Christine (maksoednja Kristin), salah satoe pemain boeloetangkis idola saja itoe.

TAPAL GIGI

Semoela, bingoeng djoega saja, apa jang maoe ditoelis soal doea merk tapal gigi ini. Sebab, saat saja tjoba tari tahoe mengenai kedoeanja ke teman-teman kerdja maoepoen kolega di loear kantor, semoeanja menjawab seragam; tidak tahoe. Mereka rata-rata mengenal merk tapal gigi jang sekarang masih beredar di pasaran, matjam; Pepsodent, Ciptadent, Ritadent, dll.

Oentoeng ada Pak Moeljanto Oetomo, bos saja jang akhirnja mendjawab rasa penasaran saja. Beliaoe mengakoe selain mengenal bahkan pernah menggoenakan kedoea djenis tapal gigi terseboet. "Jang boengkoesnja merah teroes toelisannja poetih kan?" tanja balik Pak Moel jang sekaligoes menandakan bahwa beliaoe memang tahoe tapal gigi merk Nasional jang saja tanjakan.

Begitoe djoega ketika saja tanja soal Superdent. Pak Moel langsoeng menjahoet dengan kalimat," Itoe kan jang di boengkoesnja ada gambar tjewek djadoel dengan pose senjum." Kata Pak Moel djoega, kedoea tapal gigi itoe beredar di pasaran pada dekade 1970-an. Djangan-djangan saja malah beloem lahir waktoe itoe.

19 November 2008

SAMPO BOEBOEK #2

Ini masih soal ramboet, tepatnja soal sampoe boeboek lagi. Pada bagian akhir toelisan "SAMPO BOEBOEK #1" terdahoeloe, saja menjampaikan harapan soeatoe ketika bisa menemoekan sampo boeboek merk Tancho.

Hari ini saja beroentoeng, sangat beroentoeng bahkan. Sebab, selain akhirnja menemoekan sampo boeboek merk Tancho (doea djenis sekaligoes bahkan) jang memang soedah lama saja tjari, saja djoega djadi tahoe bahwa selain Tancho, Kao Feather (doea merk jang paling saja kenal), dan Djempol, ada djoega sampo boeboek merk Clinic.

Doea djenis sampo boeboek jang saja temoekan adalah; Tancho Egg Cinditioning Shampoo dan Tancho Youth Shampoo. Sementara pada boengkoes sampo boeboek Clinik tertoelis; Clinic Anti Dandruff Shampoo - Menghilangkan Ketombe Dari Rambut dan Kulit Kepala.

Satoe lagi adalah sampo boeboek Kao Feather, jang di boengkoenja tertoelis; Kao Feather Shampoo - Rambut Menjadi Bersih Segar. Sampo ini saja beli karena berbeda dengan Kao Feather jang saja peroleh sebelumnja, di mana di boengkoes Kao Feather terdahoeloe bertoeliskan; Anti Ketombe - Kao Feather Anti Dandruff Shampoo - Mengandung Z-pt.

HAIR CREAM

Apa minjak ramboe jang Anda pakai di waktoe ketjil ataoe moeda doeloe? Sebagian moengkin akan mendjawab dengan doea merk hair cream jang baroe sadja saja dapatkan ini; Brisk dan Tancho New 8.
Bos saja jang kini beroesia 45, djeoga kolega saja di Konimex jang sebaja dengan bos saja itoe, mengakoe pernah memakai djenis hair cream plethetan ini waktoe masih doedoek di sekolah menengah pertama (SMP) doeloe. Kalaoe kita pakai asoemsi kedoea beliaoe ini saat itoe beroesia 13 tahoen, maka itoe berarti sekitar tahoen 1976/1977. Jang itoe berarti poela, pada tahoen-tahoen itoe saja baroe kelas satoe sekolah dasar (SD).
Pada kemasan Brisk jang saja peroleh, satoe-satoenja identitas tahoen terdapat pada sticker jang masih melekat di kemasannja, jakni: BERHADIAH berlaku s/d tanggal 31-12-1978. Itoe artinja, program promo terseboet diselenggarakan 30 tahoen silam. Alamaaakkk... djadoelnja....

Sedangkan pada kemasan Tancho New 8, tidak ada keterangan waktoe jang saja temoekan. Namoen, menurut bos saja, hair cream Tancho New 8 adalah prodoek jang sedjaman dengan hair cream merk Brisk. Itoe artinja, kedoeanja sama-sama popoeler pada dekade 1970-an.

BOTOL TJIEO BELANDA

Teroes terang saja tidak banjak tahoe perihal botol (oleh-oleh komandan layout koran tempat saja bekerdja, sepoelangnja dia dari Koedoes) ini. Informasi jang saja poenja hanja toelisan jang ada pada botol terseboet; ERVEN LUCAS BOLS HET LOOTSJE AMSTERDAM 1 LITRE.

Begitoe batja toelisan Amsterdam, saja djadi langsoeng ingat mantan goeroe bahasa Inggris saja di kantor, jakni Mrs Marlene, jang asal Belanda. Saja tanja beliaoe, apa makna toelisan pada botol terseboet. Kata Marlene, (DE) ERVEN LUCAS BOLS adalah nama, tepatnja nama peroesahaan. Peroesahaan terseboet bergerak di bidang minoeman beralkohol (tjioe Belanda).

Sedangkan HET LOOTSJE adalah nama toko jang berlokasi di Kota Amsterdam. "Botol model ini djaman doeloe memang diboeat dari tanah liat (clay), sekarang botol biasa ataoe katja," toetoer Marlene.

Dan, ketika saja tjoba mentjari tahoe lebih djaoeh tentang ERVEN LUCAS BOLS di Internet, ada jang menjeboet peroesahaan itoe berdiri pada 1575 di Holland, tetapi kemoedian pindah ke Rotterdam pada tahoen 1869. Botol itoe sendiri, dikatakan diprodoeksi antara tahoen 1815-1869. Moengkin ada jang lebih tahoe?


18 November 2008

KASET DJADOEL #2

Kaset ini, di dekade 1970/1980, mendjadi kaset wadjib masjarakat di kampoeng saja saat sedang menggelar hadjatan. Basijo, nama pelawak asal Jogjakarta terseboet seperti mendjadi djaminan para tamoe bakal betah berlama-lama bertahan di hadjatan jang tengah digelar, teroetama karena banjolan-banjolannya.

Ada satoe tjerita jang saja ingat betoel, saat saja masih ketjil doeloe begitoe popoeler dan hampir pasti selaloe mendjadi warna dari seboeah hadjatan, jakni Basijo mBetjak. Sajangnja, kaset jang saja dapatkan ini boekan jang itoe. Meski begitoe, jang namanja kaset Basijo, tetap saja menarik boeat saja.

Djoedoel kaset di atas adalah Gadon Goejon, hasil kolaborasi Basijo dengan Parmi, serta pesinden MM Roebinem dan Nji Kitin. Di Side A antara lain terkandoeng; Pangkoer, Erang-erang, DJangan Terong, Paman Toekang Kajoe, dan Weling.

Sedangkan di Side B; Pangkoer Doeda Kasmaran, Molak-malik, dan Palaran. Kaset jang di sampoelnja djoega memoeat keterangan Keloearga Besar Stoedio RRI Jogjakarta Pimpinan Moedjiono terseboet direkam di Lokananta, peroesahaan rekaman jang berkedoedoekan di Solo.

KASET DJADOEL #1

Siapa jang tak kenal dengan Si Ratoe Dangdoet Elvy Soekaesih. Di eranja, bidoean kelahiran Djakarta 25 Djoeni 1951 ini salah satoenja sangat popoeler dengan lagoe Tjoebit Tjoebitan. Dia djoega membintangi sedjoemlah djoedoel film, antara lain: Irama Tjinta, Mana Tahan, Senggol Senggolan, dan Tjoebit Tjoebitan itu sendiri.

Pada era kedjajaan Elvy doeloe, lagoe Tjoebit Tjoebitan sangat digemari moelai dari kalangan toea hingga anak-anak, termasoek saja, jang kala itoe masih anak-anak tentoe sadja.

Kepopoeleran itoelah salah satoe alasan kenapa saja berminat mengoleksi kasetnja, meski di doea kaset jang saja peroleh kali ini tidak terkandoeng lagoe Tjoebit Tjoebitan. Hal lain jang djoega memboeat saja tertarik membeli kedoea kaset itoe (alboem Ajo Donk dan Gedoeng Toea) adalah sampoelnja jang djadoel abisss...

Sampoel dengan desain jang sangat sederhana itoe ditjetak dengan hanja doea warna, merah dan hitam. Lebih mirip dengan hasil fotokopian bahkan, ketjoeali setelah memperhatikan detail tindasan toelisan pada sampoel kaset itoe. Pada kedoea alboem terseboet, Elvy berkolaborasi dengan Orkes Melajoe (O.M) Boenga Nirwana, pimpinan Noor Hasan.

Di alboem Gedoeng Toea antara lain terdapat lagoe: Gedoeng Toea, Hasrat Moerni, Kitik2, Tjinta di Moesim Kemaraoe, Kepasrahan (Side A); Karenamoe, Masa ija sih, Masih Kaoe Ingat, Djandji dalam Mimpi, Tak Salah Lagi, Hasrat Moerni (Side B).

Sedangkan pada alboem Ajo Donk, antara lain: Ajo Donk, Bisik2, Rindoe, Terlambat, Simfoni Tjinta Asmin Cajder (Side A), Poeaskan Doeloe, Pengantin Moesin Dingin, Tiada Lagi, Tak Tahan Lagi, Memori Tjinta (Side B).

17 November 2008

LAMPOE ALADDIN

Tidak banjak banjak informasi jang saja poenja soal lampoe ini. Menoeroet iboe mertoea saja, ini lampoe peninggalan almarhumah boedhe, kakak ipar daripada iboe mertoea saja. Saja hanja tahoe sebatas jang terlihat, bahwa taboeng minjak maoepoen penjangga lampoe itoe berbahan aloemoenioem, sedangkan kepala lampoenja berbahan logam jang di-chrome.

Saat saja membawa kepala lampoe ini ke sedjoemlah toko di solo goena ditjarikan semprong katjanja, hampir seloeroeh pendjaga ataoe pemilik toko langsoeng beroedjar," O... lampoe Aladdin ja? Wah.. soedah tidak keloear sekarang."

Dari kepala lampoe itoe sadja mereka langsoeng mengenali djenis lampoenja. "Wah, popoeler djoega ini lampoe roepanja," batinkoe. Dan, maksoed diksi "soedah tidak keloear" mereka adalah semprong katja oentoek lampoe itoe soedah tidak tersedia lagi di toko. Saja sendiri tidak bertanja apakah lampoenja masih ada ataoe tidak. Karena seloeroeh toko jang saja datangi (moelai toko toea hingga jang terbilang baroe) tidak lagi mempoenjai semprong jang saja maksoed, akhirnja dari salah satoe toko saja beli semprong djenis lampoe lain jang diameternja pas dengan kepala lampoe Aladdin itoe.

Perihal istilah Aladdin jang digoenakan para pendjaga ataoe pemilik toko, pada poetaran pengatur soemboe lampoe itoe memang terdapat toelisan Aladdin. Tetapi bentoeknja beda sama sekali dengan lampoe Aladdin jang di film-film itoe.

15 November 2008

SAMPO BOEBOEK #1

Bila anda poenja masalah dengan koetoe ataoe ketombe di ramboet, pengalaman saja di waktoe ketjil doeloe, sampo boeboek inilah soloesinja. Kawan saja jang doeloe djoega penggoena sampo djenis ini dengan setengah bertjanda beroedjar, "Moengkin karena efek panas saat digoenakan keramas, kooetoe ataoe ketombe di ramboet djadi kegerahan, dan tidak maoe balik lagi... ha.. ha..ha..."

Memang, kalaoe kita keramas dengan sampo jang bentoeknja seperti tepoeng dengan boetiran agak kasar (itoe kenapa saja seboet sampo boeboek) ini, rasanja "panas-panas gimana gitoe". Dan soal ketombe tadi, karena alasan itoelah kakak kawan saja itoe tetap menggoenakannja sampai saat ini, meski haroes setengah hidoep mentjari sampo model begitoean di djaman jang soedah serba beroebah ini.

Saja sendiri boetoeh waktoe hingga tiga minggoe lebih oentoek mendapatkannja. Sampo boeboek merk hi TOP saja peroleh dari iboe-iboe pemilik waroeng di Simo-Bojolali, jang kebetoelan masih menjimpannja, dan meskipoen tjoema satoe-satoenja dengan ikhlas diberikan kepada saja.

Sedang sampo merk Jempol dan Kao Feather masing-masing didapat dari Toko Boe Djogo--toko kelontong tertoea di kampoeng asal saja di Manisrenggo, Klaten--serta salah satoe toko kelontong tempat iboe saja (jang djoega boeka waroeng) koelakan.

Sebetoelnja ada satoe merk lagi jang tak kalah polpoelernja di kalangan penggoena sampoe boeboek, jakni Tancho. Tetapi, hingga detik saja menoelis tjerita ini, saja beloem berhasil mendapatkannja. Menoeroet para bakoel di sedjoemlah pasar tradisional, djoega pemilik waroeng kelontong jang saja datangi, Tancho (sebetoelnja djoega Djempol, hi TOP dan Kao Feather) soedah tidak diprodoeksi lagi. Meski begitoe saja tetap menjimpan harapan soeatoe ketika bisa menemoekannja.

KINTJIR GARENG-PETROEK

Kintjir (ataoe kami doeloe menjeboetnja dengan istilah kitiran) jang ada di foto di samping ini baroe memang. Saja memperolehnja dari salah satoe toko mainan di Taman Hiboeran Rakjat (THR) Sriwedari-Solo. Ada banjak djenis mainan djadoel jang ditawarkan di toko itoe, dan salah satoe jang memboeat saja tertarik adalah kintjir Gareng-Petroek.

Doeloe, saja dan djoega anak-anak sebaja di kampoeng tidak perloe membeli manakala kami mengingikan kintjir seperti itoe, sebab ajah-ajah kami bisa memboeatnja, bahkan dengan bahan jang keseloeroehannja kajoe. Tentoe soal pewarnaan tidak sebagoes jang sekarang didjoeal di toko-toko. Meski begitoe, karja sederhana ajah-ajah kami terseboet tetap tidak mengoerangi girang, riang, dan gembira kami.

Sekarang, djaman soedah beroebah. Di kampoeng saja tidak ada lagi roemah jang berhias kintjir sematjam itoe. Tidak satoepoen. Bahkan, di beberapa tempat saja lihat tokoh di kinjtir itoe soedah berganti menjadi Teletoebbies dan sedjoemlah tokoh lain jang boekan berakar pada boedaja kita. Itoe kenapa, ketika kebetoelan melintas di THR Sriwedari dan melihat kintjir itoe dipadjang di depan toko, saja laloe tertarik oentoek membelinja, meski kini bahannja tidak lagi 100% kajoe, alias soedah bertjampoer tripleks sekalipoen.

Anak saja jang paling besar (sekarang kelas doea sekolah dasar) dan belakangan ini sedang kedanan sama jang namanja wajang, teriak kegirangan saat melihat saja poelang membawa serta kintjir Gareng-Petroek terseboet. Moengkin, seperti itoe djoegalah girang saja waktoe ketjil doeloe, saat ajah saja menjelesaikan kintjir oentoek saja.

14 November 2008

MINJAK RAMBOET

Waktoe saja ketjil doeloe, selain sisir dan soeri, di atas almari ajah-iboe saja djoega selaloe tersedia minjak ramboet, biasanja Lavender dan Tancho saja, ataoe Rita dan Tancho, tetapi kadang ketiga-tiganja ada.

Namoen, waktoe poelang beberapa waktoe laloe, dan saja tanjakan perihal minjak itoe, iboe saja bilang, "Doeloe memang bapakmoe pakai Lavender dan kadang Rita itoe. Tetapi soedah lama sekali bapak tidak menggoenakannja lagi. Sedjak itoe, bapakmoe hanja pakai Tancho dan itoe bertahan hingga sekarang."

Ja, saat saja mentjari-tjari siapa tahoe di atas almari itoe masih ada kaleng bekas kemasan Lavender ataoe Rita, memang jang saja temoekan hanja beberapa botol bekas kemasan Tancho. Ada djoega satoe botol jang masih ada isinja, jang menandakan ternjata ajah saja memang masih menggoenakannja hingga sekarang.

Ketiga djenis minjak itoe memiliki tipe jang sama, gambaran fisiknja seperti vaselin, berwarna hijaoe, dan aromanja jang menjengat. Jang membedakan adalah prodoesennja. Rita adalah produk Soerabaja, sedang Lavender dan Tancho adalah sama-sama produk Djakarta, namoen beda peroesahaan.

Karena kaleng bekasnjapoen soedah tidak tersisa, saja laloe beroesaha mentjarinja di waroeng-waroeng. Soesah djoega ternjata, meski akhirnja setelah beberapa hari saja beroentoeng masih bisa mendapatkannja. Rita saja dapat dari seboeah toko ketjil di Pasar Gawok, Soekohardjo, pada saat pasar itu pasaran jakni di hari Pon, sedangkan Lavender dari seboeah toko kelontong di Soember, Bandjarsari, Solo.

12 November 2008

KOREK BENSIN #1

Kliwon laloe saja pergi ke Delanggoe. Hari itoe, memang sedang pasaran, dan djoega memang hanja pada Kliwon itoelah pedagang berkoempel membentoek seboeah pasar. Niat hati mentjari-tjari sesoeatoe, siapa tahoe ada barang djadoel jang selain tentoe karena menarik, moengkin karena saja memang beloem poenja.

Masalahnja, lantaran saja haroes menoenggoe anak poelang sekolah baroe bisa berangkat sekalian djempoet anak, jakni poekoel 11.20, sampai di Delanggoe soedah terlampaoe siang. Ketika saja sampai di lokasi, para pedagang siboek berkemas. "Wah, alamat poelang dengan tangan hampa ni," pikir saja.

Dalam perdjalanan balik lagi ke Solo, sesampainja beberapa puluh meter di sebelah timoer bangjo (traffic light) saja melihat ada waroeng kecil jang soedah keliatan djadoel banget. Waroeng itoe terbagi mendjadi doea roeang, dipisahkan tembok berpintoe temboes. Di roeng kiri terlihat ada etalase ketjil jang berisi beberapa djenis dan merk rokok. Sedangkan roeang kanan penoeh dengan hasil kerajinan berbahan baku tanah liat, seperti kendi, anglo, toengkoe dan sebagainja.

Melihat etalase rokok jang djoega soedah koemel, saja djadi teringat keinginan memiliki korek api Polpar Bear jang kotaknja berbahan kajoe berlapis kertas itoe. Iseng saja berhenti dan bertanja kepada sang pemilik waroeng, apakah dia poenja korek djenis itoe ataoe tidak.

"Wah, sampoen mboten wonten mas (wah, soedah tidak ada mas)," djawab bapak paroeh baja pemilik waroeng itoe.

"Kalaoe korek bensin?" tanjakoe lagi.

"Sekedhap mas, kadosipoen kula nate njimpen menawi nikoe (Sebentar mas, kajaknja pernah menjimpan kalaoe itoe," oedjar si bapak seraja membalikkan badannja menoejoe boefet jang ada di roeang itoe, lantas mengeloearkan beberapa kardoes dari dalamnja.

Benar sadja, masih ada tiga bidji korek bensin jang tersimpan. Djadoel semoea lagi. Kata si bapak, korek itoe bekas ajah ataoe kakeknja doeloe. Dinamakan korek bensin karena bahan bakar korek djenis ini memang menggoenakan bensin, jang ditoeangkan pada kapas jang ada di bagian dalam korek terseboet. (Di waroeng itoe poelalah--sebagaimana toelisan terdahoeloe--saja djoega beroentoeng mendapatkan lampoe bethet)

Saja jadi teringat sama kakek saja almarhoem, jang doeloe djoega sering memakai korek djenis itoe. Teringat poela, bagaimana ketika kelas empat sekolah dasar (SD) saja moelai belajar oedoed (merokok) tingwe alias ngelinting dhewe (melinting sendiri), di roemah kakek jang hanja berdjarak beberapa meter dari roemah orangtoea saja. Tembakaoe, tjengkih, woor, dan kertas sigaretnja hasil minta poenja kakek saja. Tentoe sadja beladjar dengan tjara semboenji-semboenji dari ajah saja.

Biasanja, begitoe mendengar soeara motor ajah jang menandakan ajah saja soedah poelang mengadjar, saja langsoeng matikan itoe oedoed dan boeroe-boeroe mengambil goela merah di dapoer nenek, sebagai gantinja permen. Pikir saja waktoe itoe, kalaoe di moeloet soedah ada goela merah, maka tidak akan ada lagi baoe rokok. Namoen ternjata..., tidak djoega.

PETROEK & GARENG

Dari hiasan dinding jang berbahan bakoe gips inilah saja—oentoek kali pertama di waktoe ketjil doeloe—mengenal tokoh-tokoh Poenakawan. Tidak hanja tokoh Gareng dan Petroek, sebagaimana jang masih tersisa hingga saat ini, melainkan djoega Semar dan Bagong.

Sebab, saja masih ingat betoel, hiasan dinding itoe doeloenja memang ada empat, komplit semoea tokoh Poenakawan ada; Semar, Gareng, Petroek dan Bagong. Tetapi jang saja tidak ingat adalah, bagaimana ataoe apa penjebab petjahnja tokoh Semar dan Bagong waktoe itoe.

Barang itoe sendiri moengkin soedah ada sedjak sebeloem saja lahir. Sebab, sedjak saja moelai bisa mengenali benda-benda di sekeliling, hiasan dinding Poenakawan itoe soedah menjadi bagian dari barang jang menghiasi roemah kami di kampoeng.

Koerang lebih ketika saja kelas doea sekolah menengah pertama, roemah bamboe kami dibongkar, dirobohkan, dan digantikan dengan roemah tembok. Sedjak saat itoelah hiasan itoe tidak pernah terpasang dan terlihat lagi. Baroe ketika beberapa waktoe laloe saja poelang kampoeng dan bermaksoed mengambil sesoeatu di atas almari ajah saja, Gareng dan Patroek itoe saja temoekan tergeletak di atas almari itoe, berbaloet deboe.

Atas seidjin ajah saja, dua barang djadoel itoe lantas saja bawa ke Solo. Loemajan agak lebih bersih sekarang, setelah saja bersihkan. Kadang geli sendiri djeoga saat menatap kedoeanja. Di masa ketjil doeloe, saja dan kakak saja sering menggoenakannja oentoek bermain topeng-topengan. Berkedjaran di dalam roemah, berkelit di sela-sela medja-koersi, slintroe (partisi/sketsel), almari jati toea jang kini tidak berbekas sama sekali. Oentoeng masih ada Gareng dan Patroek.

GAMBAR OEMBOEL #1

Tidak seperti plombir, kawan-kawan saja langsoeng ngeh ketika saja mengoetjap gambar oemboel. Semoea poenja kenangan terhadap djenis gambar ini, begitoe djoega saja. Istilah gambar oemboel itoe sendiri berasal dari salah satoe djenis permainan jang menggoenakan gambar ini, di mana gatjo jang terkoempoel dari perserta permainan itoe, oleh salah satoe dari sedjoemlah anak jang bermain dilempar ke atas (djawa; dioemboelke), jang kemoedian diseboet sebagai permainan oemboel. Karena itoelah, gambar jang digoenakan oentoek permainan itoe poen dinamakan gambar oemboel.

Ada tebakan (djawa; bedhekan) jang saja kira dikenal loeas terkait permainan ini, jakni jang berboenji; sing mloemah dibajar, sing mengkoerep mbajar, apa? (jang telentang dibajar, jang tengkurap mbajar, apa?), sebab memang jang ketika djatuh gambarnja terboekalah (sisi kartoe jang bergambar jang terlihat) jang menang dalam permainan ini, sebaliknja jang kartoenja tertoetoep wadjib membajar taroehan sesoeai jang soedah disepakati di awal permainan. Biasanja, gambar itoe poela jang dijadikan taroehan.
Loetjoenja, hampir di setiap permainan selaloe ada jang tjoerang, jakni dengan menggoenakan gatjo hasil rekajasa, doea kartoe bergambar sama jang disatoekan (dilem), sehingga ketika diikoetsertakan, kartoe gatjo terseboet selaloe djatoeh dalam posisi terlihat gambarnja. Dan, biasanja ketjoerangan sematjam itoe baroe ketahoean setelah beberapa kali oemboelan. Loetjoenja, kelakoean sematjam itoe tidak menjoeloet kemarahan jang lain. Paling banter, si pelakoe kemoedian hanja mendjadi obdjek edjekan kawan jang lain.
Selain oemboel, saja (dan anak-anak sebaja saja waktoe itoe) djoega mengenal beberapa djenis permainan lain jang menggoenakan gambar oemboel, di antaranja tekpo dan loewakdji. Tekpo dimainkan dengan tjara setoempoek gambar jang soedah dikocok (djawa; dikasoet) laloe dibagi mendjadi beberapa toempoekan ketjil sesoeai djoemlah peserta permainan. Mereka jang angka pada gambar terdepan paling bersarlah--apabila ada jang mendapat kartoe bernomor belasan (doea angka) maka angka belakangnja jang berlakoe--jang keloear sebagai pemenang.

Kemoedian loewakdji, jang tak lain adalah akronim dari teloe goewak sidji (tiga boeang satoe). Setoempoek kartoe jang soedah dikotjok laloe dibagi ke peserta permainan, masing-masing mendapatkan tiga kartoe. Setelah menghitoeng-hitoeng angka di kartoe jang diperoleh, masing-masing peserta akan memboeang satoe dari tiga kartoe jang didapatnja. Angka dari doea kartoe jang tersisa itoelah jang diadoe, dan jang angkanja paling besarlah pemenangnja.

Saja beroentoeng mendapatkan gambar oemboel itoe dari hasil berboeroe di boersa boekoe bekas Aloen-aloen Oetara Solo. Selain seri wajang (jang paling popoeler), saja djoega mendapatkan gambar oemboel seri lakon-lakon dan pahlawan pembela/penjelamat boemi. Semoeanja terbitan pertjetakan Goenoeng Keloed. Dalam perkembangannja kini, gambar oemboel telah berganti menjadi seri Oeltraman, Power Rangers, Naroeto, dan sebagainja, jang hampir kesemoeanja tokoh impor.

11 November 2008

LAMPOE BETHET

Sebetoelnja kawan saja jang menjeboet lampoe ini dengan istilah lampoe bethet. Saja sendiri mengenalnja dengan nama lampoe minjak gantoeng. Selain djenis ini, di kampoeng saja djoega dikenal istilah lampoe doedoek--bentoek bakoenja sama persis dengan lampoe gantoeng, hanja tidak dilengkapi kap dan gantoengan--jang biasanja ditaroeh di medja serta lampoe teplok jang biasanja ditjantelkan di dinding.

Masa ketjil saja akrab dengan semoea djenis lampoe minjak itoe. Makloem, listrik baroe masoek ke kampoeng saja sekitar tahoen 1983. Bagi saja, itoe artinya, sejak lahir hingga loeloes sekolah menengah pertama, malam-malam saja (ja oentoek penerangan biasa maoepoen keperloean beladjar) ditemani oleh lampoe itoe.
Bahkan, setelah listrik masoekpoen, pada saat oglangan (begitoe masjarakat di kampoeng saja menjeboet mati lampoe atau pemadaman) lampoe minjak masih mendjadi andalan oentoek penerangan.

Lampoe bethet ini sendiri saja dapatkan (setjara tidak sengadja) dari pemilik seboeah waroeng toea di Delanggoe. Semoela, niat saja mampir ke waroeng itoe adalah oentoek mentjari korek api Polar Bear yang boengkoesnja berbahan kajoe berlapis kertas itoe. Siapa tahoe waroeng jang kelihatan toea banget terseboet masih menjimpan korek djenis itoe, pikirkoe. Ternjata barang jang saja tjari tidak ada.

Karena barang jang saja tjari tidak ada, saja langsoeng berbalik menoedjoe mobil jang saja parkir di depan waroeng. Niatnja melanjoetkan perboeroean. Namoen, saat menoetoep pintoe mobil itoelah tiba-tiba mata saja menangkap lampoe bethet jang soedah dipenoehi sawang (kotoran jang melekat di langit-langit roemah). Saja langsoeng toeroen lagi dan bertanja kepada si empoenja waroeng apakah lampoe itu boleh saja beli.

Dalam sekedjap lampoe poen berpindah ke mobil saja, sebab roepanja bapak pemilik waroeng itu memang soedah tidak memboetoehkanja. Kata bapak itoe," Awit koela dereng lahir, lampoe nikoe ndjih poen ten mrikoe (sedjak saja beloem lahir, lampoe itoe soedah ada di sitoe)." Saja perkirakan oesia bapak itoe 45 ataoe 50 tahoenan. Djadi moengkin sadja oemoer lampoe itoe soedah setengah abad lebih. Jang di foto itoe adalah kondisi terakhir lampoe bethetkoe jang soedah akoe mandikan, alias ditjoetji serta dibersihkan dari segala sawang dan kotoran jang membaloetnja.

PLOMBIR

Plombir. Demikian masjarakat di kampoeng saja menjeboet benda ini. Namoen, kawan-kawan sekerdja saja bingoeng ketika saja tanja, "Tahoe plombir tidak?" Baroe ketika saja tambahkan kalimat, "Kalaoe kita bajar padjak motor kan ada STNK-nja, nah doeloe setiap pemilik sepeda bajar padjak, diberilah mereka plombir oentoek ditempel di sepeda mereka."

"Kalaoe itoe sih namanya peneng," sahoet salah satoe kawan saja. Roepanja, benda jang di kampoeng saja disebut plombir ini, di Solo dinamakan peneng. Laloe berhamboeran cerita masa laloe, ketika benda ini masih berlakoe. Ada jang cerita pernah kena razia lantaran sepedanja tidak berplombir, jang lantas ban sepedanja digembosi sama petoegas jang merazia.

Saja sendiri djoega poenja kenangan. Paman saja jang dari Lampoeng berkoendjoeng ke Djawa. Oleh bapak saja jang memang goeroe, paman saja itoe diberi hadiah beroepa badjoe korpri jang soedah tidak dipakainja lagi. Hari itoe, Minggoe Kliwon pagi, adalah hari pasaran Pasar Djambon, pasar tradisional jang berjarak sekitar 5 km dari roemah. Paman saja jang sedjak kedatangannja memang soedah berentjana mengoendjoengi pasar itoe, pagi-pagi sekali soedah siap dengan badjoe korprinja. Akhirnja, saja poen diadjak serta. Baroe separoeh perdjalanan kira-kira, ketika sepeda kami dihentikan oleh beberapa petoegas berseragam. Roepanja pagi itoe sedang ada operasi pemeriksaan plombir, dan tjelakanja sepeda jang kami goenakan tidak berplombir. Oentoek masalah jang satoe ini, langsoeng selesai ketika kami lantas beli plombir di tempat (macam sekarang ada sidang di tempat ketika berlangsoeng operasi pemeriksaan kendaraan bermotor). Djadi, kami masih beroentoeng dibanding kawan jang poenja kisah sampai ban sepedanja digembosi.

Namoen, roepanja masih ada masalah lain, jakni dikenakannja badjoe korpri itoe di hari Minggoe. Salah satoe petoegas bertanja kepada paman saja," Memangnja bapak tidak tahoe kalaoe badjoe korpri ini hanja khoesoes oentoek dikenakan di hari Senin?" Alamaaaaakkkkkk..., soedah berbadjoe korpi di hari jang salah, tidak berplombir poela sepedanja.

Entah tahoen berapa kali terakhir plombir diberlakoekan. Jang djelas, setelah tanja sana tanja sini, boeroe sana boeroe sini, tidak dapat-dapat djoega, kakak kawan sekerdja jang kebetoelan bekerdja di Dinas Pendapatan Daerah berbaik hati mewariskan sebagian arsip plombir di kantornja oentoek saja. Dan, dari kebaikan itoe djoega, saja baroe tahoe kalaoe doeloe tidak coema sepeda jang diplombiri, melainkan djoega kereta (andong/dokar), sepeda sport, betjak, bahkan andjing biasa dan andjing ras poen djoega wadjib mengenakan plombir.

AWAL MOELA

Niat semoela hanja mengambil loempang (lesoeng) batu peninggalan almarhoem kakek di kampoeng halaman saja, di Doesoen Gotakan, Kranggan, Manisrenggo, Klaten. Doea benda (jang satoe kotak, satoe lagi boendar) itu, angan saja jang kotak maoe saja padjang di soedoet roemah moengil jang baroe sadja terbeli, moengkin bisa dikasih teratai ploes miniatoer kintjir bamboe hasil beli dari Mirita Batik Djalan Kalioerang, Djogdja. Sebab, oedara di roemah baroe itoe panasnja memang loear biasa. Saja pikir, kalaoe ada sesoeatoe jang berair di halaman, panasnja bisa sedikit berkoerang. Sedangkan jang boendar, saja berentjana mendjadikanja medja di teras roemah.

Roepanja, begitoe sampai di kampoeng halaman, boekan tjoema doea lesoeng batoe itoe sadja jang memboeat hati saja kepintjoet. Di belakang roemah, tergeletak sedjoemlah barang jang waktoe saja ketjil doeloe saja sering melihatnja digoenakan oleh kakek maoepoen nenek saja.
Salah satoenja; ketjohan (penampoeng loedah di kala nenek sedang mengoenjah sirih, jang belakangan saja baroe tahoe sebagian orang Solo menjeboetnja dengan istilah paidon; dalam istilah Jawa idu= loedah). Laloe ada djoega teko keramik jang menoeroet iboekoe soedah ada sedjak masa ejang iboekoe doeloe. Dan, beberapa benda lain jang selama bertahoen-tahoen teronggok begitoe sadja di halaman belakang roemah.

Itoelah momen jang kemoedian "menjeretkoe" kepada ingatan masa ketjil doeloe, sekaligoes momen jang menginspirasikoe oentoek moelai memboeroe barang-barang jang akrab dengan masa ketjilkoe.