06 January 2009

BLENTJONG

Ini barang jang djoega tidak lagi banjak dikenal oleh kawan-kawan saja, teroetama mereka jang lahir pasca-era 1980-an. "Blentjong? Apa itoe? Kalaoe bentjong saja tahoe," djawab salah satoe kawan saja. Dan, djawaban sebagian besar kawan jang lain boleh dikata hampir senada dengan djawaban itoe.

Saja sendiri soedah sedjak ketjil mengenal benda ini. Sebab, saat itoe, ada satoe tetangga jang poenja kebiasaan, djika sedang poenja hadjat, dia nanggap wajang koelit semalam soentoek, benar-benar semalam soentoek. Nah, soember penerangan jang digoenakan oleh dalang pada saat itoe ja blentjong ini, jang kini perannja soedah tergantikan oleh lampoe listrik.

Dalam Kamoes Djawa-Indonesia, kata blentjong memang diartikan sebagai; lampoe oentoek pergelaran wajang. Lampoe djenis ini menggunakan bahan bakar minjak klentik alias minjak kelapa. Ada beberapa bentoek blentjong. Ada jang mirip boeroeng Djatajoe, ada djoega jang mirip tjelengan bersajap.

Blentjong koleksi saja ini sendiri boeah hibah dari Iing djoega, jang soedah sedjak djaoeh hari sebeloem moedik memang soedah dipersiapkan. Waktoe tahoe saja memeolai hobi baroe ini, Iing langsoeng teringat bahwa doeloe ejangnja poenja blentjong. Roepanja, saat diteloesoeri, barang terseboet masih tersimpang di goedang. Maka, jadilah blentjong itoe dihibahkan ke saja. Dan, sekali lagi; thanks Ing...

No comments: