Pada masa itoe djoega, kadang bahan ini digoenakan sebagai pewarna makanan. Beberapa kali saya lihat nenek saja memakainja pada saat bikin wadjik, geplak, serta oentoek berbagai djenis panganan tradisional lainnja. Namoen, peran itoe kini soedah tergantikan oleh prodoek pewarna makanan jang lebih "aman" dan modern.
Di waroeng-waroeng ketjil di kampoeng, prodoek ini masih bisa ditemoei. Dan setelah saja perhatikan, warna jang tersedia, sedjaoeh jang saja temoei, hanja tiga matjam, jakni hidjaoe, merah dan koening. Warna jang memang selama ini djoega menjadi warna khas pengananan di kampoeng saja.
No comments:
Post a Comment