27 November 2008

TJAP BATIK DARI KAJOE

Djoedjoer sadja, saja tidak banjak tahoe soal benda ini. Maka, saja hanja mengoetip sadja penoetoeran Faoel, kawan sekerdja saja asal Pekalongan, jang menghibahkan benda ini. Kata Faoel, tjap batik jang terboeat dari kajoe ini didapatnja dari tempat oesaha boelik dia jang soedah lama meninggalkan alat itoe, jakni sedjak moelai berganti menggoenakan tjap batik jang terboeat dari tembaga.

Benar-benar hanja itoe informasinja. Sebab saat saja tanja itoe djenis motif apa poen, Faoel hanja menggeleng, gelengan jang tjoekoep bagi saja oentoek memahami bahwa dia djoega tidak tahoe banjak. Ketjoeali dia hanja bilang bahwa jang djelas itoe benda soedah ada sedjak oesaha itoe dirintis.

Akhirnja saja hanja mendoega-doega, moengkin tjap batik jang terboeat dari kajoe ini adalah generasi tjap batik sebeloem tembaga. Sekali lagi pakai kata "moengkin" lho, ketjoeali ada jang berbaik hati membagi pengetahoean tentang benda ini, saja pasti akan mengoetjapkan terima kasih tak terhingga oentoek ilmoenja.

LODONG KATJA

Barang ini mengingatkan saja saat embah saja masih boeka waroeng di koplak (seboetan oentoek terminal kereta koeda) Prambanan doeloe. Di atas medja djati di waroeng itoe, berderet lodong katja seperti ini.
Hanja, oekoerannja jang beda. Djika jang saja dapat ini oekoeran sedang dan ketjil, lodong di waroeng embah doeloe hampir semoeanja beroekoeran besar, di antaranja oentoek menampoeng emping melindjo dan rempejek katjang jang diameternja hampir sama dengan piring makan.

Sajangnja, tidak ada satoe poen jang tersisa. Soedah petjah semoan, kata paklik, anak embah saja. Beroentoeng saat djalan ke Delanggoe oentoek memenoehi oendangan kawan saja jang menggelar atjara dongeng bahasa Djawa oentoek anak-anak di kampoengnja, saja menemoekan doea lodong katja ini di seboeah waroeng rokok. Doeloe, lodong ketjil itoe oentoek djoealan kapoer baroes, kata pemilik waroeng itoe. Sedangkan jang oekoeran sedang dia tidak ingat persis.

21 November 2008

BEDAK BAJI #1

Sebeloem moentjoel begitoe banjak merk bedak baji sebagaimana jang beredar sekarang, doeloe, saja hanya mengenal satoe merk bedak baji, jakni Rita. Roepanja, saat itoe poen sebetoelnja soedah banjak pilihan poela bagi iboe-iboe jang memerloekan bedak baji.
Marcia salah satoeanja. Bedak ini saja temoekan di seboeah toko kelontong toea di Solo. Label harga jang masih menempel pada kemasan bedak itoelah jang memboeat saja tertarik membelinja. Rp 32.50 alias tiga poeloeh doea roepiah limapoeloeh sen.
Tidak ada petoendjoek ataoe djedjak waktoe jang bisa dibatja dari kemasan bedak itoe. Pendjoealnja poen soedah tidak ingat lagi tahoen berapa dia koelak bedak itoe. Tetapi, melihat harga jang tertera pada label jang masih oetoeh itoe, rasanja tidak moengkin djoega kalaoe itoe produk bedak 10 ataoe bahkan 20 tahoen jang laloe, sepertinja lebih dari itoe.

20 November 2008

KASET DJADOEL #4

Karena tertjantoemnja nama Evy Soenarko-lah saja berminat membeli kaset-kaset ini. Sebab, belakangan kemoedian saja tahoe, Solo--selain Sang Maestro keroncong Gesang dan Si Walang Kekek Waldjinah jang soedah sangat kita kenal--di era 70-an ternjata djoega menjimpan artis ternama di doenia musik. Sebetoelnja, saja lebih doeloe mengetahoei sosok ini sebagai pedjabat Pemkot Solo jang soeka ngemsi (menjadi MC) pada atjara-atjara jang digelar Pemkot sendiri.
Kali pertama saja menemoekan salah satoe kaset (alboem Dara Jelita) terseboet, Evy Soenarko jang bernama asli Febria "Evy" Roekmi itoe masih mendjabat sebagai Kasoebdin Pemasaran Wisata Dinas Pariwisata, Kesenian dan Boedaja (Disparsenboed) Solo. Dari foto di sampoel kaset itoelah saja tahoe bahwa ternjata pedjabat Pemkot jang soeka ngemsi itu ternjata doeloenja artis, penjanji.
Di alboem itoe, Evy berkolaborasi dengan Mus Mulyadi dan Shunny. Ada satoe lagoe jang dinjanjikan sendiri oleh Evy, doea lagoe doeet dengan Mus Mulyadi, sisanja; enam lagoe dinjanjikan Mus Mulyadi dan tiga lagoe dibawakan oleh Shunny.
Kaset kedoea adalah alboem jang bertitel Sinar Disco. Pada alboem ini, porsi kontriboesi Evy bertambah. Dari 14 lagoe jang pada alboem terseboet, enam di antaranya dibawakan oleh Evy, kemoedian toejoeh lagi oleh Mus Mudjiono dan satoe lagoe dinjanjikan Ida Eliza bersama Antara Group.
Sementara pada kaset ketiga jang memoeat lagoe-lagoe pop Djawa, selain Mus Mulyadi, alboem ini djoega melibatkan Titiek Sandhora, Ervina dan Yuliatin. Lima lagoe dibawakan oleh Evy di alboem ini.
Menoeroet pengakoeannja, karir menjanji dirintis sedjak masih doedoek di kelas VI sekolah dasar (SD). Soal soedah terlibat di berapa alboem, Evy hanja mendjawab "banjak...", sedang perihal kapan oendoer diri dari doenia njanji hingga kini saja beloem mendapatkan djawabannja. Jang djelas, Evy djoega bilang," Saja malah tidak poenja kasetnja...."
Setelah beberapa lama menduduki posisi poentjak di Disparsendoed, jakni sebagai Kepala Dinas, kini djabatan Evy di Pemkot Solo adalah Kepala Dinas Koperasi & UKM.

KASET DJADOEL #3

Ma, ma, ma, ma, Rama, ana maling
Tulungana anakmu lagi kelangan
Ma, ma, ma, ma, Rama, ana maling
Rina wengi kelap kelip ra karuan
Ma, ma, ma, ma, Rama, ana maling
Yen aku edan apa Rama ra kelangan? Nyekel maling mestine yo digebuki
Tobat Rama luwih becik aku mati
E, e, e, e, thole, malinge apa nggegirisi?
Tobat Rama, malinge niku edi peni Sing digawa apa?
Niki sing ten njero niki
Ing njero ngendi?
Niki sing gemandhul niki..
Niki lo ten njero dhadha
Ati kula sing digawa lunga Ngono ya ngono
Ngona ngono ning aja ngono...
Ngono ya ngono
Ngona ngono ning aja ngono...


Di waktoe ketjil doeloe, saja akrab sekali dengan sjair lagoe berdjoedoel Romo Ono Maling (penoelisan jang betoel sesoenggoehnja Rama Ana Maling) itoe. Dan, saja kira, kawan-kawan sekerdja saja poen demikian. Sebab, ketika saja tanjakan ke mereka, hampir semoeanja mengakoe mengenal lirik terseboet. Bahkan sebagian di antara mereka langsoeng mendendangkannja.

Seperti lagoe Tjoebit Tjoebit-annja Si Ratoe Dandoet Elvy Sukaesih, lagoe Romo Ono Maling ini poen di masannja disoekai kalangan toea hingga anak-anak. Doeloe, saja tak menjangka djika lagoe berbahasa Djawa ini djoestroe dipopoelerkan oleh Eddy Silitonga jang penjanji Batak itoe.

Sebab saat menjanjikan lagoe-lagoe jang kesemoeanja berbahasa Djawa di alboem ini, tidak tampak adanja ketjanggoengan sama sekali. Termasoek kalaoe kita melihat penampilan Eddy Silitonga di sampoel kaset terseboet, jang dibaloet dengan pakaian Djawa. Istilah orang Djawa; blas ra ketok mBatake...

Di alboem jang bertitel sama dengan djoedoel lagoe di atas, jakni Romo Ono Maling ini Eddy Silitonga menjanjikan toejoeh lagoe, masing-masing; Romo Ono Maling, Ben Aku Sing Sengsoro, Klemben Klemben-Roti-Roti, Mbak Ayu Retno, Yen Dudu Kowe, Ojo Dumeh, Opo Karepe, jang kesemuanja berada di side A, dengan iringan De Meicy.

Sementara pada side B djoega terdapat toejoeh lagoe jang kesemoeanja dinjanjikan oleh Christine. Christine siapa saja tidak tahoe, sebab banjak sekali penjanji jangan namanja mengandoeng Christine. Jang djelas pasti boekan Maria Christine (maksoednja Kristin), salah satoe pemain boeloetangkis idola saja itoe.

TAPAL GIGI

Semoela, bingoeng djoega saja, apa jang maoe ditoelis soal doea merk tapal gigi ini. Sebab, saat saja tjoba tari tahoe mengenai kedoeanja ke teman-teman kerdja maoepoen kolega di loear kantor, semoeanja menjawab seragam; tidak tahoe. Mereka rata-rata mengenal merk tapal gigi jang sekarang masih beredar di pasaran, matjam; Pepsodent, Ciptadent, Ritadent, dll.

Oentoeng ada Pak Moeljanto Oetomo, bos saja jang akhirnja mendjawab rasa penasaran saja. Beliaoe mengakoe selain mengenal bahkan pernah menggoenakan kedoea djenis tapal gigi terseboet. "Jang boengkoesnja merah teroes toelisannja poetih kan?" tanja balik Pak Moel jang sekaligoes menandakan bahwa beliaoe memang tahoe tapal gigi merk Nasional jang saja tanjakan.

Begitoe djoega ketika saja tanja soal Superdent. Pak Moel langsoeng menjahoet dengan kalimat," Itoe kan jang di boengkoesnja ada gambar tjewek djadoel dengan pose senjum." Kata Pak Moel djoega, kedoea tapal gigi itoe beredar di pasaran pada dekade 1970-an. Djangan-djangan saja malah beloem lahir waktoe itoe.

19 November 2008

SAMPO BOEBOEK #2

Ini masih soal ramboet, tepatnja soal sampoe boeboek lagi. Pada bagian akhir toelisan "SAMPO BOEBOEK #1" terdahoeloe, saja menjampaikan harapan soeatoe ketika bisa menemoekan sampo boeboek merk Tancho.

Hari ini saja beroentoeng, sangat beroentoeng bahkan. Sebab, selain akhirnja menemoekan sampo boeboek merk Tancho (doea djenis sekaligoes bahkan) jang memang soedah lama saja tjari, saja djoega djadi tahoe bahwa selain Tancho, Kao Feather (doea merk jang paling saja kenal), dan Djempol, ada djoega sampo boeboek merk Clinic.

Doea djenis sampo boeboek jang saja temoekan adalah; Tancho Egg Cinditioning Shampoo dan Tancho Youth Shampoo. Sementara pada boengkoes sampo boeboek Clinik tertoelis; Clinic Anti Dandruff Shampoo - Menghilangkan Ketombe Dari Rambut dan Kulit Kepala.

Satoe lagi adalah sampo boeboek Kao Feather, jang di boengkoenja tertoelis; Kao Feather Shampoo - Rambut Menjadi Bersih Segar. Sampo ini saja beli karena berbeda dengan Kao Feather jang saja peroleh sebelumnja, di mana di boengkoes Kao Feather terdahoeloe bertoeliskan; Anti Ketombe - Kao Feather Anti Dandruff Shampoo - Mengandung Z-pt.

HAIR CREAM

Apa minjak ramboe jang Anda pakai di waktoe ketjil ataoe moeda doeloe? Sebagian moengkin akan mendjawab dengan doea merk hair cream jang baroe sadja saja dapatkan ini; Brisk dan Tancho New 8.
Bos saja jang kini beroesia 45, djeoga kolega saja di Konimex jang sebaja dengan bos saja itoe, mengakoe pernah memakai djenis hair cream plethetan ini waktoe masih doedoek di sekolah menengah pertama (SMP) doeloe. Kalaoe kita pakai asoemsi kedoea beliaoe ini saat itoe beroesia 13 tahoen, maka itoe berarti sekitar tahoen 1976/1977. Jang itoe berarti poela, pada tahoen-tahoen itoe saja baroe kelas satoe sekolah dasar (SD).
Pada kemasan Brisk jang saja peroleh, satoe-satoenja identitas tahoen terdapat pada sticker jang masih melekat di kemasannja, jakni: BERHADIAH berlaku s/d tanggal 31-12-1978. Itoe artinja, program promo terseboet diselenggarakan 30 tahoen silam. Alamaaakkk... djadoelnja....

Sedangkan pada kemasan Tancho New 8, tidak ada keterangan waktoe jang saja temoekan. Namoen, menurut bos saja, hair cream Tancho New 8 adalah prodoek jang sedjaman dengan hair cream merk Brisk. Itoe artinja, kedoeanja sama-sama popoeler pada dekade 1970-an.

BOTOL TJIEO BELANDA

Teroes terang saja tidak banjak tahoe perihal botol (oleh-oleh komandan layout koran tempat saja bekerdja, sepoelangnja dia dari Koedoes) ini. Informasi jang saja poenja hanja toelisan jang ada pada botol terseboet; ERVEN LUCAS BOLS HET LOOTSJE AMSTERDAM 1 LITRE.

Begitoe batja toelisan Amsterdam, saja djadi langsoeng ingat mantan goeroe bahasa Inggris saja di kantor, jakni Mrs Marlene, jang asal Belanda. Saja tanja beliaoe, apa makna toelisan pada botol terseboet. Kata Marlene, (DE) ERVEN LUCAS BOLS adalah nama, tepatnja nama peroesahaan. Peroesahaan terseboet bergerak di bidang minoeman beralkohol (tjioe Belanda).

Sedangkan HET LOOTSJE adalah nama toko jang berlokasi di Kota Amsterdam. "Botol model ini djaman doeloe memang diboeat dari tanah liat (clay), sekarang botol biasa ataoe katja," toetoer Marlene.

Dan, ketika saja tjoba mentjari tahoe lebih djaoeh tentang ERVEN LUCAS BOLS di Internet, ada jang menjeboet peroesahaan itoe berdiri pada 1575 di Holland, tetapi kemoedian pindah ke Rotterdam pada tahoen 1869. Botol itoe sendiri, dikatakan diprodoeksi antara tahoen 1815-1869. Moengkin ada jang lebih tahoe?


18 November 2008

KASET DJADOEL #2

Kaset ini, di dekade 1970/1980, mendjadi kaset wadjib masjarakat di kampoeng saja saat sedang menggelar hadjatan. Basijo, nama pelawak asal Jogjakarta terseboet seperti mendjadi djaminan para tamoe bakal betah berlama-lama bertahan di hadjatan jang tengah digelar, teroetama karena banjolan-banjolannya.

Ada satoe tjerita jang saja ingat betoel, saat saja masih ketjil doeloe begitoe popoeler dan hampir pasti selaloe mendjadi warna dari seboeah hadjatan, jakni Basijo mBetjak. Sajangnja, kaset jang saja dapatkan ini boekan jang itoe. Meski begitoe, jang namanja kaset Basijo, tetap saja menarik boeat saja.

Djoedoel kaset di atas adalah Gadon Goejon, hasil kolaborasi Basijo dengan Parmi, serta pesinden MM Roebinem dan Nji Kitin. Di Side A antara lain terkandoeng; Pangkoer, Erang-erang, DJangan Terong, Paman Toekang Kajoe, dan Weling.

Sedangkan di Side B; Pangkoer Doeda Kasmaran, Molak-malik, dan Palaran. Kaset jang di sampoelnja djoega memoeat keterangan Keloearga Besar Stoedio RRI Jogjakarta Pimpinan Moedjiono terseboet direkam di Lokananta, peroesahaan rekaman jang berkedoedoekan di Solo.

KASET DJADOEL #1

Siapa jang tak kenal dengan Si Ratoe Dangdoet Elvy Soekaesih. Di eranja, bidoean kelahiran Djakarta 25 Djoeni 1951 ini salah satoenja sangat popoeler dengan lagoe Tjoebit Tjoebitan. Dia djoega membintangi sedjoemlah djoedoel film, antara lain: Irama Tjinta, Mana Tahan, Senggol Senggolan, dan Tjoebit Tjoebitan itu sendiri.

Pada era kedjajaan Elvy doeloe, lagoe Tjoebit Tjoebitan sangat digemari moelai dari kalangan toea hingga anak-anak, termasoek saja, jang kala itoe masih anak-anak tentoe sadja.

Kepopoeleran itoelah salah satoe alasan kenapa saja berminat mengoleksi kasetnja, meski di doea kaset jang saja peroleh kali ini tidak terkandoeng lagoe Tjoebit Tjoebitan. Hal lain jang djoega memboeat saja tertarik membeli kedoea kaset itoe (alboem Ajo Donk dan Gedoeng Toea) adalah sampoelnja jang djadoel abisss...

Sampoel dengan desain jang sangat sederhana itoe ditjetak dengan hanja doea warna, merah dan hitam. Lebih mirip dengan hasil fotokopian bahkan, ketjoeali setelah memperhatikan detail tindasan toelisan pada sampoel kaset itoe. Pada kedoea alboem terseboet, Elvy berkolaborasi dengan Orkes Melajoe (O.M) Boenga Nirwana, pimpinan Noor Hasan.

Di alboem Gedoeng Toea antara lain terdapat lagoe: Gedoeng Toea, Hasrat Moerni, Kitik2, Tjinta di Moesim Kemaraoe, Kepasrahan (Side A); Karenamoe, Masa ija sih, Masih Kaoe Ingat, Djandji dalam Mimpi, Tak Salah Lagi, Hasrat Moerni (Side B).

Sedangkan pada alboem Ajo Donk, antara lain: Ajo Donk, Bisik2, Rindoe, Terlambat, Simfoni Tjinta Asmin Cajder (Side A), Poeaskan Doeloe, Pengantin Moesin Dingin, Tiada Lagi, Tak Tahan Lagi, Memori Tjinta (Side B).

17 November 2008

LAMPOE ALADDIN

Tidak banjak banjak informasi jang saja poenja soal lampoe ini. Menoeroet iboe mertoea saja, ini lampoe peninggalan almarhumah boedhe, kakak ipar daripada iboe mertoea saja. Saja hanja tahoe sebatas jang terlihat, bahwa taboeng minjak maoepoen penjangga lampoe itoe berbahan aloemoenioem, sedangkan kepala lampoenja berbahan logam jang di-chrome.

Saat saja membawa kepala lampoe ini ke sedjoemlah toko di solo goena ditjarikan semprong katjanja, hampir seloeroeh pendjaga ataoe pemilik toko langsoeng beroedjar," O... lampoe Aladdin ja? Wah.. soedah tidak keloear sekarang."

Dari kepala lampoe itoe sadja mereka langsoeng mengenali djenis lampoenja. "Wah, popoeler djoega ini lampoe roepanja," batinkoe. Dan, maksoed diksi "soedah tidak keloear" mereka adalah semprong katja oentoek lampoe itoe soedah tidak tersedia lagi di toko. Saja sendiri tidak bertanja apakah lampoenja masih ada ataoe tidak. Karena seloeroeh toko jang saja datangi (moelai toko toea hingga jang terbilang baroe) tidak lagi mempoenjai semprong jang saja maksoed, akhirnja dari salah satoe toko saja beli semprong djenis lampoe lain jang diameternja pas dengan kepala lampoe Aladdin itoe.

Perihal istilah Aladdin jang digoenakan para pendjaga ataoe pemilik toko, pada poetaran pengatur soemboe lampoe itoe memang terdapat toelisan Aladdin. Tetapi bentoeknja beda sama sekali dengan lampoe Aladdin jang di film-film itoe.

15 November 2008

SAMPO BOEBOEK #1

Bila anda poenja masalah dengan koetoe ataoe ketombe di ramboet, pengalaman saja di waktoe ketjil doeloe, sampo boeboek inilah soloesinja. Kawan saja jang doeloe djoega penggoena sampo djenis ini dengan setengah bertjanda beroedjar, "Moengkin karena efek panas saat digoenakan keramas, kooetoe ataoe ketombe di ramboet djadi kegerahan, dan tidak maoe balik lagi... ha.. ha..ha..."

Memang, kalaoe kita keramas dengan sampo jang bentoeknja seperti tepoeng dengan boetiran agak kasar (itoe kenapa saja seboet sampo boeboek) ini, rasanja "panas-panas gimana gitoe". Dan soal ketombe tadi, karena alasan itoelah kakak kawan saja itoe tetap menggoenakannja sampai saat ini, meski haroes setengah hidoep mentjari sampo model begitoean di djaman jang soedah serba beroebah ini.

Saja sendiri boetoeh waktoe hingga tiga minggoe lebih oentoek mendapatkannja. Sampo boeboek merk hi TOP saja peroleh dari iboe-iboe pemilik waroeng di Simo-Bojolali, jang kebetoelan masih menjimpannja, dan meskipoen tjoema satoe-satoenja dengan ikhlas diberikan kepada saja.

Sedang sampo merk Jempol dan Kao Feather masing-masing didapat dari Toko Boe Djogo--toko kelontong tertoea di kampoeng asal saja di Manisrenggo, Klaten--serta salah satoe toko kelontong tempat iboe saja (jang djoega boeka waroeng) koelakan.

Sebetoelnja ada satoe merk lagi jang tak kalah polpoelernja di kalangan penggoena sampoe boeboek, jakni Tancho. Tetapi, hingga detik saja menoelis tjerita ini, saja beloem berhasil mendapatkannja. Menoeroet para bakoel di sedjoemlah pasar tradisional, djoega pemilik waroeng kelontong jang saja datangi, Tancho (sebetoelnja djoega Djempol, hi TOP dan Kao Feather) soedah tidak diprodoeksi lagi. Meski begitoe saja tetap menjimpan harapan soeatoe ketika bisa menemoekannja.

KINTJIR GARENG-PETROEK

Kintjir (ataoe kami doeloe menjeboetnja dengan istilah kitiran) jang ada di foto di samping ini baroe memang. Saja memperolehnja dari salah satoe toko mainan di Taman Hiboeran Rakjat (THR) Sriwedari-Solo. Ada banjak djenis mainan djadoel jang ditawarkan di toko itoe, dan salah satoe jang memboeat saja tertarik adalah kintjir Gareng-Petroek.

Doeloe, saja dan djoega anak-anak sebaja di kampoeng tidak perloe membeli manakala kami mengingikan kintjir seperti itoe, sebab ajah-ajah kami bisa memboeatnja, bahkan dengan bahan jang keseloeroehannja kajoe. Tentoe soal pewarnaan tidak sebagoes jang sekarang didjoeal di toko-toko. Meski begitoe, karja sederhana ajah-ajah kami terseboet tetap tidak mengoerangi girang, riang, dan gembira kami.

Sekarang, djaman soedah beroebah. Di kampoeng saja tidak ada lagi roemah jang berhias kintjir sematjam itoe. Tidak satoepoen. Bahkan, di beberapa tempat saja lihat tokoh di kinjtir itoe soedah berganti menjadi Teletoebbies dan sedjoemlah tokoh lain jang boekan berakar pada boedaja kita. Itoe kenapa, ketika kebetoelan melintas di THR Sriwedari dan melihat kintjir itoe dipadjang di depan toko, saja laloe tertarik oentoek membelinja, meski kini bahannja tidak lagi 100% kajoe, alias soedah bertjampoer tripleks sekalipoen.

Anak saja jang paling besar (sekarang kelas doea sekolah dasar) dan belakangan ini sedang kedanan sama jang namanja wajang, teriak kegirangan saat melihat saja poelang membawa serta kintjir Gareng-Petroek terseboet. Moengkin, seperti itoe djoegalah girang saja waktoe ketjil doeloe, saat ajah saja menjelesaikan kintjir oentoek saja.

14 November 2008

MINJAK RAMBOET

Waktoe saja ketjil doeloe, selain sisir dan soeri, di atas almari ajah-iboe saja djoega selaloe tersedia minjak ramboet, biasanja Lavender dan Tancho saja, ataoe Rita dan Tancho, tetapi kadang ketiga-tiganja ada.

Namoen, waktoe poelang beberapa waktoe laloe, dan saja tanjakan perihal minjak itoe, iboe saja bilang, "Doeloe memang bapakmoe pakai Lavender dan kadang Rita itoe. Tetapi soedah lama sekali bapak tidak menggoenakannja lagi. Sedjak itoe, bapakmoe hanja pakai Tancho dan itoe bertahan hingga sekarang."

Ja, saat saja mentjari-tjari siapa tahoe di atas almari itoe masih ada kaleng bekas kemasan Lavender ataoe Rita, memang jang saja temoekan hanja beberapa botol bekas kemasan Tancho. Ada djoega satoe botol jang masih ada isinja, jang menandakan ternjata ajah saja memang masih menggoenakannja hingga sekarang.

Ketiga djenis minjak itoe memiliki tipe jang sama, gambaran fisiknja seperti vaselin, berwarna hijaoe, dan aromanja jang menjengat. Jang membedakan adalah prodoesennja. Rita adalah produk Soerabaja, sedang Lavender dan Tancho adalah sama-sama produk Djakarta, namoen beda peroesahaan.

Karena kaleng bekasnjapoen soedah tidak tersisa, saja laloe beroesaha mentjarinja di waroeng-waroeng. Soesah djoega ternjata, meski akhirnja setelah beberapa hari saja beroentoeng masih bisa mendapatkannja. Rita saja dapat dari seboeah toko ketjil di Pasar Gawok, Soekohardjo, pada saat pasar itu pasaran jakni di hari Pon, sedangkan Lavender dari seboeah toko kelontong di Soember, Bandjarsari, Solo.

12 November 2008

KOREK BENSIN #1

Kliwon laloe saja pergi ke Delanggoe. Hari itoe, memang sedang pasaran, dan djoega memang hanja pada Kliwon itoelah pedagang berkoempel membentoek seboeah pasar. Niat hati mentjari-tjari sesoeatoe, siapa tahoe ada barang djadoel jang selain tentoe karena menarik, moengkin karena saja memang beloem poenja.

Masalahnja, lantaran saja haroes menoenggoe anak poelang sekolah baroe bisa berangkat sekalian djempoet anak, jakni poekoel 11.20, sampai di Delanggoe soedah terlampaoe siang. Ketika saja sampai di lokasi, para pedagang siboek berkemas. "Wah, alamat poelang dengan tangan hampa ni," pikir saja.

Dalam perdjalanan balik lagi ke Solo, sesampainja beberapa puluh meter di sebelah timoer bangjo (traffic light) saja melihat ada waroeng kecil jang soedah keliatan djadoel banget. Waroeng itoe terbagi mendjadi doea roeang, dipisahkan tembok berpintoe temboes. Di roeng kiri terlihat ada etalase ketjil jang berisi beberapa djenis dan merk rokok. Sedangkan roeang kanan penoeh dengan hasil kerajinan berbahan baku tanah liat, seperti kendi, anglo, toengkoe dan sebagainja.

Melihat etalase rokok jang djoega soedah koemel, saja djadi teringat keinginan memiliki korek api Polpar Bear jang kotaknja berbahan kajoe berlapis kertas itoe. Iseng saja berhenti dan bertanja kepada sang pemilik waroeng, apakah dia poenja korek djenis itoe ataoe tidak.

"Wah, sampoen mboten wonten mas (wah, soedah tidak ada mas)," djawab bapak paroeh baja pemilik waroeng itoe.

"Kalaoe korek bensin?" tanjakoe lagi.

"Sekedhap mas, kadosipoen kula nate njimpen menawi nikoe (Sebentar mas, kajaknja pernah menjimpan kalaoe itoe," oedjar si bapak seraja membalikkan badannja menoejoe boefet jang ada di roeang itoe, lantas mengeloearkan beberapa kardoes dari dalamnja.

Benar sadja, masih ada tiga bidji korek bensin jang tersimpan. Djadoel semoea lagi. Kata si bapak, korek itoe bekas ajah ataoe kakeknja doeloe. Dinamakan korek bensin karena bahan bakar korek djenis ini memang menggoenakan bensin, jang ditoeangkan pada kapas jang ada di bagian dalam korek terseboet. (Di waroeng itoe poelalah--sebagaimana toelisan terdahoeloe--saja djoega beroentoeng mendapatkan lampoe bethet)

Saja jadi teringat sama kakek saja almarhoem, jang doeloe djoega sering memakai korek djenis itoe. Teringat poela, bagaimana ketika kelas empat sekolah dasar (SD) saja moelai belajar oedoed (merokok) tingwe alias ngelinting dhewe (melinting sendiri), di roemah kakek jang hanja berdjarak beberapa meter dari roemah orangtoea saja. Tembakaoe, tjengkih, woor, dan kertas sigaretnja hasil minta poenja kakek saja. Tentoe sadja beladjar dengan tjara semboenji-semboenji dari ajah saja.

Biasanja, begitoe mendengar soeara motor ajah jang menandakan ajah saja soedah poelang mengadjar, saja langsoeng matikan itoe oedoed dan boeroe-boeroe mengambil goela merah di dapoer nenek, sebagai gantinja permen. Pikir saja waktoe itoe, kalaoe di moeloet soedah ada goela merah, maka tidak akan ada lagi baoe rokok. Namoen ternjata..., tidak djoega.

PETROEK & GARENG

Dari hiasan dinding jang berbahan bakoe gips inilah saja—oentoek kali pertama di waktoe ketjil doeloe—mengenal tokoh-tokoh Poenakawan. Tidak hanja tokoh Gareng dan Petroek, sebagaimana jang masih tersisa hingga saat ini, melainkan djoega Semar dan Bagong.

Sebab, saja masih ingat betoel, hiasan dinding itoe doeloenja memang ada empat, komplit semoea tokoh Poenakawan ada; Semar, Gareng, Petroek dan Bagong. Tetapi jang saja tidak ingat adalah, bagaimana ataoe apa penjebab petjahnja tokoh Semar dan Bagong waktoe itoe.

Barang itoe sendiri moengkin soedah ada sedjak sebeloem saja lahir. Sebab, sedjak saja moelai bisa mengenali benda-benda di sekeliling, hiasan dinding Poenakawan itoe soedah menjadi bagian dari barang jang menghiasi roemah kami di kampoeng.

Koerang lebih ketika saja kelas doea sekolah menengah pertama, roemah bamboe kami dibongkar, dirobohkan, dan digantikan dengan roemah tembok. Sedjak saat itoelah hiasan itoe tidak pernah terpasang dan terlihat lagi. Baroe ketika beberapa waktoe laloe saja poelang kampoeng dan bermaksoed mengambil sesoeatu di atas almari ajah saja, Gareng dan Patroek itoe saja temoekan tergeletak di atas almari itoe, berbaloet deboe.

Atas seidjin ajah saja, dua barang djadoel itoe lantas saja bawa ke Solo. Loemajan agak lebih bersih sekarang, setelah saja bersihkan. Kadang geli sendiri djeoga saat menatap kedoeanja. Di masa ketjil doeloe, saja dan kakak saja sering menggoenakannja oentoek bermain topeng-topengan. Berkedjaran di dalam roemah, berkelit di sela-sela medja-koersi, slintroe (partisi/sketsel), almari jati toea jang kini tidak berbekas sama sekali. Oentoeng masih ada Gareng dan Patroek.

GAMBAR OEMBOEL #1

Tidak seperti plombir, kawan-kawan saja langsoeng ngeh ketika saja mengoetjap gambar oemboel. Semoea poenja kenangan terhadap djenis gambar ini, begitoe djoega saja. Istilah gambar oemboel itoe sendiri berasal dari salah satoe djenis permainan jang menggoenakan gambar ini, di mana gatjo jang terkoempoel dari perserta permainan itoe, oleh salah satoe dari sedjoemlah anak jang bermain dilempar ke atas (djawa; dioemboelke), jang kemoedian diseboet sebagai permainan oemboel. Karena itoelah, gambar jang digoenakan oentoek permainan itoe poen dinamakan gambar oemboel.

Ada tebakan (djawa; bedhekan) jang saja kira dikenal loeas terkait permainan ini, jakni jang berboenji; sing mloemah dibajar, sing mengkoerep mbajar, apa? (jang telentang dibajar, jang tengkurap mbajar, apa?), sebab memang jang ketika djatuh gambarnja terboekalah (sisi kartoe jang bergambar jang terlihat) jang menang dalam permainan ini, sebaliknja jang kartoenja tertoetoep wadjib membajar taroehan sesoeai jang soedah disepakati di awal permainan. Biasanja, gambar itoe poela jang dijadikan taroehan.
Loetjoenja, hampir di setiap permainan selaloe ada jang tjoerang, jakni dengan menggoenakan gatjo hasil rekajasa, doea kartoe bergambar sama jang disatoekan (dilem), sehingga ketika diikoetsertakan, kartoe gatjo terseboet selaloe djatoeh dalam posisi terlihat gambarnja. Dan, biasanja ketjoerangan sematjam itoe baroe ketahoean setelah beberapa kali oemboelan. Loetjoenja, kelakoean sematjam itoe tidak menjoeloet kemarahan jang lain. Paling banter, si pelakoe kemoedian hanja mendjadi obdjek edjekan kawan jang lain.
Selain oemboel, saja (dan anak-anak sebaja saja waktoe itoe) djoega mengenal beberapa djenis permainan lain jang menggoenakan gambar oemboel, di antaranja tekpo dan loewakdji. Tekpo dimainkan dengan tjara setoempoek gambar jang soedah dikocok (djawa; dikasoet) laloe dibagi mendjadi beberapa toempoekan ketjil sesoeai djoemlah peserta permainan. Mereka jang angka pada gambar terdepan paling bersarlah--apabila ada jang mendapat kartoe bernomor belasan (doea angka) maka angka belakangnja jang berlakoe--jang keloear sebagai pemenang.

Kemoedian loewakdji, jang tak lain adalah akronim dari teloe goewak sidji (tiga boeang satoe). Setoempoek kartoe jang soedah dikotjok laloe dibagi ke peserta permainan, masing-masing mendapatkan tiga kartoe. Setelah menghitoeng-hitoeng angka di kartoe jang diperoleh, masing-masing peserta akan memboeang satoe dari tiga kartoe jang didapatnja. Angka dari doea kartoe jang tersisa itoelah jang diadoe, dan jang angkanja paling besarlah pemenangnja.

Saja beroentoeng mendapatkan gambar oemboel itoe dari hasil berboeroe di boersa boekoe bekas Aloen-aloen Oetara Solo. Selain seri wajang (jang paling popoeler), saja djoega mendapatkan gambar oemboel seri lakon-lakon dan pahlawan pembela/penjelamat boemi. Semoeanja terbitan pertjetakan Goenoeng Keloed. Dalam perkembangannja kini, gambar oemboel telah berganti menjadi seri Oeltraman, Power Rangers, Naroeto, dan sebagainja, jang hampir kesemoeanja tokoh impor.

11 November 2008

LAMPOE BETHET

Sebetoelnja kawan saja jang menjeboet lampoe ini dengan istilah lampoe bethet. Saja sendiri mengenalnja dengan nama lampoe minjak gantoeng. Selain djenis ini, di kampoeng saja djoega dikenal istilah lampoe doedoek--bentoek bakoenja sama persis dengan lampoe gantoeng, hanja tidak dilengkapi kap dan gantoengan--jang biasanja ditaroeh di medja serta lampoe teplok jang biasanja ditjantelkan di dinding.

Masa ketjil saja akrab dengan semoea djenis lampoe minjak itoe. Makloem, listrik baroe masoek ke kampoeng saja sekitar tahoen 1983. Bagi saja, itoe artinya, sejak lahir hingga loeloes sekolah menengah pertama, malam-malam saja (ja oentoek penerangan biasa maoepoen keperloean beladjar) ditemani oleh lampoe itoe.
Bahkan, setelah listrik masoekpoen, pada saat oglangan (begitoe masjarakat di kampoeng saja menjeboet mati lampoe atau pemadaman) lampoe minjak masih mendjadi andalan oentoek penerangan.

Lampoe bethet ini sendiri saja dapatkan (setjara tidak sengadja) dari pemilik seboeah waroeng toea di Delanggoe. Semoela, niat saja mampir ke waroeng itoe adalah oentoek mentjari korek api Polar Bear yang boengkoesnja berbahan kajoe berlapis kertas itoe. Siapa tahoe waroeng jang kelihatan toea banget terseboet masih menjimpan korek djenis itoe, pikirkoe. Ternjata barang jang saja tjari tidak ada.

Karena barang jang saja tjari tidak ada, saja langsoeng berbalik menoedjoe mobil jang saja parkir di depan waroeng. Niatnja melanjoetkan perboeroean. Namoen, saat menoetoep pintoe mobil itoelah tiba-tiba mata saja menangkap lampoe bethet jang soedah dipenoehi sawang (kotoran jang melekat di langit-langit roemah). Saja langsoeng toeroen lagi dan bertanja kepada si empoenja waroeng apakah lampoe itu boleh saja beli.

Dalam sekedjap lampoe poen berpindah ke mobil saja, sebab roepanja bapak pemilik waroeng itu memang soedah tidak memboetoehkanja. Kata bapak itoe," Awit koela dereng lahir, lampoe nikoe ndjih poen ten mrikoe (sedjak saja beloem lahir, lampoe itoe soedah ada di sitoe)." Saja perkirakan oesia bapak itoe 45 ataoe 50 tahoenan. Djadi moengkin sadja oemoer lampoe itoe soedah setengah abad lebih. Jang di foto itoe adalah kondisi terakhir lampoe bethetkoe jang soedah akoe mandikan, alias ditjoetji serta dibersihkan dari segala sawang dan kotoran jang membaloetnja.

PLOMBIR

Plombir. Demikian masjarakat di kampoeng saja menjeboet benda ini. Namoen, kawan-kawan sekerdja saja bingoeng ketika saja tanja, "Tahoe plombir tidak?" Baroe ketika saja tambahkan kalimat, "Kalaoe kita bajar padjak motor kan ada STNK-nja, nah doeloe setiap pemilik sepeda bajar padjak, diberilah mereka plombir oentoek ditempel di sepeda mereka."

"Kalaoe itoe sih namanya peneng," sahoet salah satoe kawan saja. Roepanja, benda jang di kampoeng saja disebut plombir ini, di Solo dinamakan peneng. Laloe berhamboeran cerita masa laloe, ketika benda ini masih berlakoe. Ada jang cerita pernah kena razia lantaran sepedanja tidak berplombir, jang lantas ban sepedanja digembosi sama petoegas jang merazia.

Saja sendiri djoega poenja kenangan. Paman saja jang dari Lampoeng berkoendjoeng ke Djawa. Oleh bapak saja jang memang goeroe, paman saja itoe diberi hadiah beroepa badjoe korpri jang soedah tidak dipakainja lagi. Hari itoe, Minggoe Kliwon pagi, adalah hari pasaran Pasar Djambon, pasar tradisional jang berjarak sekitar 5 km dari roemah. Paman saja jang sedjak kedatangannja memang soedah berentjana mengoendjoengi pasar itoe, pagi-pagi sekali soedah siap dengan badjoe korprinja. Akhirnja, saja poen diadjak serta. Baroe separoeh perdjalanan kira-kira, ketika sepeda kami dihentikan oleh beberapa petoegas berseragam. Roepanja pagi itoe sedang ada operasi pemeriksaan plombir, dan tjelakanja sepeda jang kami goenakan tidak berplombir. Oentoek masalah jang satoe ini, langsoeng selesai ketika kami lantas beli plombir di tempat (macam sekarang ada sidang di tempat ketika berlangsoeng operasi pemeriksaan kendaraan bermotor). Djadi, kami masih beroentoeng dibanding kawan jang poenja kisah sampai ban sepedanja digembosi.

Namoen, roepanja masih ada masalah lain, jakni dikenakannja badjoe korpri itoe di hari Minggoe. Salah satoe petoegas bertanja kepada paman saja," Memangnja bapak tidak tahoe kalaoe badjoe korpri ini hanja khoesoes oentoek dikenakan di hari Senin?" Alamaaaaakkkkkk..., soedah berbadjoe korpi di hari jang salah, tidak berplombir poela sepedanja.

Entah tahoen berapa kali terakhir plombir diberlakoekan. Jang djelas, setelah tanja sana tanja sini, boeroe sana boeroe sini, tidak dapat-dapat djoega, kakak kawan sekerdja jang kebetoelan bekerdja di Dinas Pendapatan Daerah berbaik hati mewariskan sebagian arsip plombir di kantornja oentoek saja. Dan, dari kebaikan itoe djoega, saja baroe tahoe kalaoe doeloe tidak coema sepeda jang diplombiri, melainkan djoega kereta (andong/dokar), sepeda sport, betjak, bahkan andjing biasa dan andjing ras poen djoega wadjib mengenakan plombir.

AWAL MOELA

Niat semoela hanja mengambil loempang (lesoeng) batu peninggalan almarhoem kakek di kampoeng halaman saja, di Doesoen Gotakan, Kranggan, Manisrenggo, Klaten. Doea benda (jang satoe kotak, satoe lagi boendar) itu, angan saja jang kotak maoe saja padjang di soedoet roemah moengil jang baroe sadja terbeli, moengkin bisa dikasih teratai ploes miniatoer kintjir bamboe hasil beli dari Mirita Batik Djalan Kalioerang, Djogdja. Sebab, oedara di roemah baroe itoe panasnja memang loear biasa. Saja pikir, kalaoe ada sesoeatoe jang berair di halaman, panasnja bisa sedikit berkoerang. Sedangkan jang boendar, saja berentjana mendjadikanja medja di teras roemah.

Roepanja, begitoe sampai di kampoeng halaman, boekan tjoema doea lesoeng batoe itoe sadja jang memboeat hati saja kepintjoet. Di belakang roemah, tergeletak sedjoemlah barang jang waktoe saja ketjil doeloe saja sering melihatnja digoenakan oleh kakek maoepoen nenek saja.
Salah satoenja; ketjohan (penampoeng loedah di kala nenek sedang mengoenjah sirih, jang belakangan saja baroe tahoe sebagian orang Solo menjeboetnja dengan istilah paidon; dalam istilah Jawa idu= loedah). Laloe ada djoega teko keramik jang menoeroet iboekoe soedah ada sedjak masa ejang iboekoe doeloe. Dan, beberapa benda lain jang selama bertahoen-tahoen teronggok begitoe sadja di halaman belakang roemah.

Itoelah momen jang kemoedian "menjeretkoe" kepada ingatan masa ketjil doeloe, sekaligoes momen jang menginspirasikoe oentoek moelai memboeroe barang-barang jang akrab dengan masa ketjilkoe.