Doeloe, saja dan djoega anak-anak sebaja di kampoeng tidak perloe membeli manakala kami mengingikan kintjir seperti itoe, sebab ajah-ajah kami bisa memboeatnja, bahkan dengan bahan jang keseloeroehannja kajoe. Tentoe soal pewarnaan tidak sebagoes jang sekarang didjoeal di toko-toko. Meski begitoe, karja sederhana ajah-ajah kami terseboet tetap tidak mengoerangi girang, riang, dan gembira kami.
Sekarang, djaman soedah beroebah. Di kampoeng saja tidak ada lagi roemah jang berhias kintjir sematjam itoe. Tidak satoepoen. Bahkan, di beberapa tempat saja lihat tokoh di kinjtir itoe soedah berganti menjadi Teletoebbies dan sedjoemlah tokoh lain jang boekan berakar pada boedaja kita. Itoe kenapa, ketika kebetoelan melintas di THR Sriwedari dan melihat kintjir itoe dipadjang di depan toko, saja laloe tertarik oentoek membelinja, meski kini bahannja tidak lagi 100% kajoe, alias soedah bertjampoer tripleks sekalipoen.
Anak saja jang paling besar (sekarang kelas doea sekolah dasar) dan belakangan ini sedang kedanan sama jang namanja wajang, teriak kegirangan saat melihat saja poelang membawa serta kintjir Gareng-Petroek terseboet. Moengkin, seperti itoe djoegalah girang saja waktoe ketjil doeloe, saat ajah saja menjelesaikan kintjir oentoek saja.
No comments:
Post a Comment