17 November 2008

LAMPOE ALADDIN

Tidak banjak banjak informasi jang saja poenja soal lampoe ini. Menoeroet iboe mertoea saja, ini lampoe peninggalan almarhumah boedhe, kakak ipar daripada iboe mertoea saja. Saja hanja tahoe sebatas jang terlihat, bahwa taboeng minjak maoepoen penjangga lampoe itoe berbahan aloemoenioem, sedangkan kepala lampoenja berbahan logam jang di-chrome.

Saat saja membawa kepala lampoe ini ke sedjoemlah toko di solo goena ditjarikan semprong katjanja, hampir seloeroeh pendjaga ataoe pemilik toko langsoeng beroedjar," O... lampoe Aladdin ja? Wah.. soedah tidak keloear sekarang."

Dari kepala lampoe itoe sadja mereka langsoeng mengenali djenis lampoenja. "Wah, popoeler djoega ini lampoe roepanja," batinkoe. Dan, maksoed diksi "soedah tidak keloear" mereka adalah semprong katja oentoek lampoe itoe soedah tidak tersedia lagi di toko. Saja sendiri tidak bertanja apakah lampoenja masih ada ataoe tidak. Karena seloeroeh toko jang saja datangi (moelai toko toea hingga jang terbilang baroe) tidak lagi mempoenjai semprong jang saja maksoed, akhirnja dari salah satoe toko saja beli semprong djenis lampoe lain jang diameternja pas dengan kepala lampoe Aladdin itoe.

Perihal istilah Aladdin jang digoenakan para pendjaga ataoe pemilik toko, pada poetaran pengatur soemboe lampoe itoe memang terdapat toelisan Aladdin. Tetapi bentoeknja beda sama sekali dengan lampoe Aladdin jang di film-film itoe.

No comments: