Orang kota menjeboet permen ini permen tjitjak. Tetapi, saja dan kawan sebaja waktoe ketjil di kampoeng doeloe menjeboetnja dengan bahasa Djawa; permen tjetjak. Tjetjak adalah bahasa Djawa dari tjitjak. Djadi, tak djaoeh beda sebetoelnja, ketjoeali jang satoe pakai hoeroef “i”, jang satoe lagi pakai “e”.
Selain karena memang soeka perman tjetjak, doeloe, kami membeli permen djenis ini biasanja djoega karena tertarik dengan hadiah jang ditawarkan. Memang, pada saat itoe, permen ini djoega didjoeal dalam kemasan jang didalamnja ada lotere, beroepa goeloengan kertas jang memoeat angka-angka, jang kemoedian ditjotjokkan dengan angka jang tertera pada hadiah jang djoega ditempel di rentengan permen tjetjak itoe.
Liboer Idoel Adha tempo hari kebetoelan saja poenja kesempatan poelang kampoeng. Pagi-pagi, iboe saja soedah bersiap hendak koelakan ke Pasar Klewer, satoe-satoenja pasar tradisional di kampoeng kami. Dari pasar itoelah saja medapatkan permen tjetak jang di kemasannja bergambar Bobo, tokoh jang sekaligoes djoega mengingatkan saja akan batjaan di waktoe ketjil doeloe, jakni Madjalah Bobo.
No comments:
Post a Comment