29 December 2008

PLINTHENG

Ini djenis mainan lain selain neker/kelereng serta gambar oemboel jang soedah lebih doeloe terbahas. Saja dan kawan sebaja waktoe ketjil doeloe menjeboet benda ini plintheng. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia istilahnja katapel; mainan anak-anak, gagangnja diboeat dari dahan bertjabang doea jang pada kedoea oedjoengnja diikatkan tali karet, dan kedoea oedjoeng karet lainnja diikatkan pada koelit selebar 3-4 tjm, goenanja oentoek melontar batoe ketjil.

Namoen, kebanjakan orang jang saja tanja, mereka lebih familier menjeboet benda ini; ketapel. Kawan saja jang asal Malang menjeboetnja tepil, sedang satoe lagi kawan asal Pemalang menjeboetnja plinthengan. Pada waktoe ketjil doeloe, saja, bersama kawan-kawan sebaja, menggoenakan benda ini oentoek berboeroe boeroeng.

Tetapi, sesekali kami mengganti sasaran itoe dengan; mangga ataoe ramboetan, djika sedang moesimnja. Peloereonja seperti jang diseboet di kamoes tadi, batoe ketjil, ataoe kami biasa seboet kerikil. Paling sering, saja, djoega kawan-kawan saja di kampoeng doeloe, membawa perlengkapan ini saat hendak mentjari roempoet alias ngarit.

Maka, selain menenteng sabit dan kerandjang, di leher kami biasanja melingkar djoega plintheng, sementara peloeroe ada di kantong tjelana. Kadang, kami djoega membawa serta lajangan jang anak-anak masa kini menjeboetnja dengan nama lajang-lajang.

No comments: